Ma’rifatul Rasul
19 September 2008
Leave a Comment
بسم الله الرحمن الرحيمMA’RIFATUR RASUL
معرفة الرسول
Muqadimah
Dalam setiap kehidupannya, fitrah seorang insan akan senantiasa mengakui keberadaan suatu Dzat yang Maha segala-galanya. Namun dalam perjalanannya, untuk memahami secara benar mengenai Dzat yang Maha segala-galanya ini manusia tidak mungkin dapat mengetahuinya hanya dengan mengandalkan fitrah dan akalnya saja. Manusia ‘memerlukan’ seorang penuntun yang mengantarkan dirinya pada Allah, beserta cara untuk menyembah-Nya dengan baik dan benar.
Dalam setiap kehidupannya, fitrah seorang insan akan senantiasa mengakui keberadaan suatu Dzat yang Maha segala-galanya. Namun dalam perjalanannya, untuk memahami secara benar mengenai Dzat yang Maha segala-galanya ini manusia tidak mungkin dapat mengetahuinya hanya dengan mengandalkan fitrah dan akalnya saja. Manusia ‘memerlukan’ seorang penuntun yang mengantarkan dirinya pada Allah, beserta cara untuk menyembah-Nya dengan baik dan benar.
Di sinilah, Allah SWT mengutus para rasul, guna
membimbing mereka ke jalan yang benar. Rasul yang juga meluruskan
berbagai fenomena ‘kekeliruan’ dalam menyembah Allah. Di tambah lagi
dengan adanya kelicikan syaitan yang senantiasa menjerumuskan insan
dalam berbagai bentuk kemusyrikan. Tanpa seorang rasul, maka dapat
dipastikan seluruh manusia akan tersesat dalam lembah kehinaan yang
sangat mencekam.
Oleh karena itulah, sangat urgen bagi kita semua
untuk kembali memahami hakekat para rasul, kedudukannya, urgensitasnya,
sifat-sifatnya, tugas-tugasnya dan yang terakahir mengenai karakteristik
risalah Nabi Muhammad SAW. Karena semua rasul adalah manusia. Semua
rasul, mengajak pada satu ajaran yaitu mengesakan Allah dengan
merealisasikan ibadah hanya kepada-Nya.
Ta’rif Rasul.
Dari segi bahasa, rasul berasal dari kata ‘rasala’
yang berarti mengutus. Sedangkar rasul, adalah bentuk infinitif (baca;
masdar) dari kata ‘rasala’ ini berarti utusan, atau seseorang yang
diutus. Adapun dari segi istilahnya rasul adalah:
الرَّجُلُ الْمُصْطَفَي الْمُرْسَلُ مِنَ اللهِ بِالرِّسَالَةِ إِلَى النَّاسِ
Seorang laki-laki yang dililih dan diutus Allah SWT dengan membawa risalah kepada umat manusia.
Rasul merupakan seorang pilihan diantara sekian
banyak manusia yang berada di muka bumi. Ia adalah manusia yang mulia
dan terbaik, karena akan mengemban sebuah amanah yang tidak ringan,
yaitu menunjukkan jalan Allah kepada umat manusia. Oleh karena itulah,
sejak kecil, seorang rasul sudah terlihat dengan memiliki ciri-ciri
khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain. Karena ia akan membawa
amanah yang tidak ringan. Secara garis besar, amanah yang diembankan
kepada rasul adalah:
1. (حامل الرسالة) Membawa dan menyampaikan risalah (al-Islam)
Mengenai hal ini, Allah berfirman (QS. 5 : 67):
1. (حامل الرسالة) Membawa dan menyampaikan risalah (al-Islam)
Mengenai hal ini, Allah berfirman (QS. 5 : 67):
يَاأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ
لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ
النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan
kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah
memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
2. (قدوة في تطبيق الرسالة) menjadi qudwah (baca;
tauladan) bagi umat manusia dalam mengaplikasikan risalah yang
dibawanya. Karena manusia tidak akan mungkin dapat melaksanakan apa yang
diperintahkan Al-Qur’an jika tidak dengan contoh dan tauladan dari
Rasulullah SAW. Demikian juga para nabi-nabi yang lain, mereka memiliki
tugas untuk menjadi qudwah dalam mengaplikasikan risalah. Allah SWT
berfirman (QS. 33 : 21) :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ
يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Mengenai nabi yang lain, Allah mencontohkan dalam Al-Qur’an (QS. 60 :4)
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ
مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا
تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ
كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik
bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika
mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari
kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari
(kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan
kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.”
Kemudian sebagai seorang muslim, kita perlu tahu
secara jelas mengenai rasul beserta ciri-cirinya. Diantara ciri-ciri
rasul adalah sebagai berikut:
1. (الصفات الأساسية) Memiliki sifat-sifat asasiyah.
1. (الصفات الأساسية) Memiliki sifat-sifat asasiyah.
Sifat asasiyah ini terdiri dari sidiq, amanah,
tabligh dan fathanah. Sifat ini harus dimiliki oleh setiap rasul yang
mengemban atau membawa risalah dari Allah SWT.
2. (المعجزات) Memiliki mu’jizat.
Salah satu contohnya adalah mu’jizat Rasulullah SAW ketika membelah bulan. Allah berfirman dalam (QS. 54 : 1 – 2):
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ * وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ*
“Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah
bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda
(mu`jizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus
menerus”.
3. (البشارات) Berita kedatangannya.
Dalam al-Qur’an Allah mengatakan (QS. 61 : 6):
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَابَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ
اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ
وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا
جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
“Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: “Hai
Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan
kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira
dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang
namanya Ahmad (Muhammad)” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka
dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir
yang nyata”.
4. (النبوات) Berita kenabian.
Setiap rasul senantiasa membawa perintah Allah untuk
mengajak umatnya ke jalan yang baik. Perihal kerasulan merekapun Allah
beritahukan. Dalam al-Qur’an Allah berfirman (QS. 7 : 158)
قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ
يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit
dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang
menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul
Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada
kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu
mendapat petunjuk”.
5. (الثمرات) Adanya hasil dari da’wah yang dilakukannya.
Hal ini dapat kita lihat, pada hasil da’wah
Rasulullah SAW yang dari segi kualitas, mereka memiliki keimanan yang
sangat kokoh, tidak tergoyahkan oleh apapun juga. Kemudian dari segi
kuantitas, jumlah mereka demikian banyaknya, tersebar kesluruh pelosok
jazirah Arab, bahkan melewati jazirah Arab. Allah SWT berfirman (QS. 48 :
29):
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى
الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ
فَضْلاً مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا
سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang
yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari
karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka
mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan
sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan
tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan
hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati
orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Kedudukan Rasul.
Sebagai manusia, seorang rasul juga memiliki ciri dan
sifat yang sama dengan manusia lain pada umumnya. Rasulullah SAW juga
demikian, beliau memiliki fisik yang sama sebagaimana sahabatnya, beliau
juga memiliki nasab. Hanya beliau mendapatkan wahyu yang tentunya tidak
didapatkan oleh orang lain, dan beliau memiliki kewajiban untuk
menyampaikan risalah tersebut kepada seluruh umat manusia. Berikut
adalah beberapa penjelasan mengenai kedudukan Rasulullah SAW:
1. (عبد من عباد الله)
1. (عبد من عباد الله)
Seorang rasul, ia merupakan seorang hamba diatara
hamba-hamba Allah lainnya. Rasulullah SAW merupakan seroang hamba Allah
sebagaimana yang lainnya. Beliau juga beraktivitas sebagaimana mereka
beraktivitas. Beliau makan, minum, pergi ke pasar, beristri dan lain
sebagainya. Beliau juga merasakan sesuatu yang kita rasakan, baik rasa
suka ataupun rasa duka. Beliau juga mengalami sakit dan penderitaan
sebagaimana kita mengalaminya. Bahkan penderitaan yang beliau rasakan,
jauh lebih besar daripada penderitaan kita. Oleh karena itulah,
sesungguhnya hal-hal yang beliau lakukan, juga dapat kita lakukan.
Karena kita sama-sama manusia. Dan sesungguhnya tidak ada alasan bagi
kita untuk mengerjakan perintah Rasul karena Allah telah mengutus rasul
itu dari kalangan mereka sendiri yang sangat dekat dengan kehidupan
mereka. Hanya yang membedakannya adalah bahwa beliau mendapatkan wahyu
dari Allah SWT. Allah berfirman (QS. 18 : 110)
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ
إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ
عَمَلاً صَالِحًا
وَلاَ يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
وَلاَ يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang
manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya
Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan
dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya”.
2. (رسول من المرسلين)
Rasulullah SAW merupakan seorang rasul diantara para rasul lainnya.
Rasulullah SAW selain sebagai hamba biasa juga
sebagai rasul yang mempunyai keutamaan dan ciri-ciri kerasulan.
Rasulullah SAW memiliki mu’jizat sebagaimana para nabi dan rasul yang
lain, dengan berbagai keutamaan lainnya. Allah berfirman (QS. 3 : 144)
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلاَّ رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ
أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ
يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي
اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul,
sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia
wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang
berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada
Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur.”
Kerasulan Rasulullah SAW dapat kita lihat dalam tiga hal:a) Tabligh Risalah (تبليغ الرسالة)
Artinya bahwa seorang rasul harus menyampaikan
risalah yang Allah amanahkan kepadapnya, berupa addin al-hanif (agama
yang benar). Allah berfriman (QS. 5 : 67)
يَاأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ
لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ
النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan
kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah
memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
b) Menyampaikan/ menunaikan amanah (أداء الأمانة)
Kita melihat bahwa Rasulullah SAW telah menunaikan
amanahnya sebagai seorang rasul. Sepanjang hidupnya beliau mempergunakan
umurnya guna menyeru orang ke jalan Allah sebagai mana yang diamanahkan
kepada beliau. Allah berfirman (QS. 33 : 39)
مَا كَانَ عَلَى النَّبِيِّ مِنْ حَرَجٍ فِيمَا فَرَضَ اللَّهُ لَهُ
سُنَّةَ اللَّهِ فِي الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ
قَدَرًا مَقْدُورًا * الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالاَتِ اللَّهِ
وَيَخْشَوْنَهُ وَلاَ يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلاّ اللَّهَ وَكَفَى بِاللَّهِ
حَسِيبًا*
“Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa
yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang
demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu.
Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.
(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka
takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun)
selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.”
c) Pemimpin umat (إمام الأمة)
Artinya seorang rasul adalah sebagai pemimpin bagi
umatnya, yang mengantarkan mereka dari jalan kesesatan menuju jalan
hidayah Allah SWT.
Allah SWT berfirman (QS. 17 : 71)
Allah SWT berfirman (QS. 17 : 71)
يَوْمَ نَدْعُوا كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ
بِيَمِينِهِ فَأُولَئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلاَ يُظْلَمُونَ
فَتِيلاً
“(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami
panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan
kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya
itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.”
Sifat-sifat Rasul.
Dalam mengenal rasul, kita perlu mengetahui
sifat-sifatnya, agar kita mengetahui dengan benar siapa sesungguhnya
rasul kita untuk kemudian kita dapat mengikutinya. Dengan lebih mengenal
sifat-sifat beliau ini, akan lebih mententramkan jiwa dan raga kita
dalam mengamalkan sunnah-sunnahnya. Diantara sifat rasul adalah:
1. (البشرية الكاملة) Manusia sempurna.
Allah berfirman (QS. 14 : 11)
قَالَتْ لَهُمْ رُسُلُهُمْ إِنْ نَحْنُ إِلاَّ بَشَرٌ مِثْلُكُمْ وَلَكِنَّ
اللَّهَ يَمُنُّ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَمَا كَانَ لَنَا
أَنْ نَأْتِيَكُمْ بِسُلْطَانٍ إلاَّ بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ
فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka: “Kami
tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi
karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan
tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan
dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang
mukmin bertawakkal.”
2. (العصمة) Terpelihara dari kesalahan.Allah berfirman (QS. 5 : 67)
يَاأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ
لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ
النَّاس
ِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
ِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan
kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah
memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
3. (الصدق) Benar.Allah berfirman (QS. 53 : 3-4):
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى* إِنْ هُوَ إِلاَ وَحْيٌ يُوحَى*
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an)
menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu
yang diwahyukan (kepadanya).”
4. (الفطانة) Cerdas.Allah berfirman (QS. 48 : 27)
لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ لَتَدْخُلُنَّ
الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ
رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لاَ تَخَافُونَ فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوا
فَجَعَلَ مِنْ دُونِ ذَلِكَ فَتْحًا قَرِيبًا
“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya
tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya
kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan
aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu
tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui
dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.”
5. (الأمانة) Amanah.Allah berfirman (QS. 69 : 44-46)
وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الأَقَاوِيلِ * لأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ * ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ*
“Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian
perkataan atas (nama) Kami. Niscaya benar-benar kami pegang dia pada
tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.”
6. (التبليغ) Menyampaikan.Allah berfirman (QS. 5 : 67)
يَاأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ
لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ
النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan
kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah
memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
7. (الإلتزام الكامل) Komimen yang sempurna.Allah berfirman (QS. 17 : 73)
وَإِنْ كَادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ وَإِذًا لآَتَّخَذُوكَ خَلِيلاً
“Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari
apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain
secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka
mengambil kamu jadi sahabat yang setia.”
Tugas Rasul.
Secara garis besar, tugas rasul dibagi menjadi dua, yaitu sebagai pengemban risalah da’wah dan kedua, sebagai penegak dinullah.
1. (حامل رسالة الدعوة) Sebagai pengemban risalah da’wah
Inilah tugas utama rasul yang secara langsung
diamananhkan Allah terhadap dirinya, sekaligus membimbing umat manusia
dalam mengaplikasikan ibadah kepada Allah SWT. Tugas rasul sebagai
pengemban amanah da’wah mencakup tiga aspek:
a) (معرفة الخالق) Dalam mengenal Sang Pencipa.
Allah berfirman (QS. 6 : 19)
a) (معرفة الخالق) Dalam mengenal Sang Pencipa.
Allah berfirman (QS. 6 : 19)
قُلْ أَيُّ شَيْءٍ أَكْبَرُ شَهَادَةً قُلِ اللَّهُ شَهِيدٌ بَيْنِي
وَبَيْنَكُمْ وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَذَا الْقُرْآنُ لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ
وَمَنْ بَلَغَ أَئِنَّكُمْ لَتَشْهَدُونَ أَنَّ مَعَ اللَّهِ آلِهَةً
أُخْرَى قُلْ لاَ أَشْهَدُ قُلْ إِنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنَّنِي
بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ
Katakanlah: “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?”
Katakanlah: “Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al
Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan
kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur’an (kepadanya).
Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di
samping Allah?” Katakanlah: “Aku tidak mengakui”. Katakanlah:
“Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)”.
b) (كيفية العبادة) Menjelaskan cara beribadah.
Rasulullah SAW juga memiliki tugas untuk mengajarkan
cara untuk beribadah kepada Allah SWT, agar mereka dapat melaksanakan
ibadah dengan baik dan benar. Salah satu contohnya adalah dalam masalah
shalat. Rasulullah SAW memberikan contoh yang sempurna dalam
melaksanakan tata cara shalat. Oleh karena itulah beliau bersabda:
عَنْ أَبِي سُلَيْمَانَ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ قَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ
فَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
وَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ ثُمَّ
لِيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ (رواه البخاري)
Dari Abu Sulaiman Malik bin al-Huwairits, Rasulullah
SAW bersabda, ‘Kembalilah kalian pada keluarga kalian dan ajarkanlah
mereka (islam) dan perintahkanlan mereka. Serta shalatlah kalian
sebagaimana kalian melihatku melaksanakannya. Apabila tiba waku shalat,
hendaklah salah seorang diantara kalian mengumandangkan adzan, lalu
salah seorang diantaraka kalian yang paling dewasa menjadi imamnya.”
(HR. Bukhari)
c) (منهج الحياة) Menjelaskan pedoman hidup.Allah berfirman (QS. 6 : 153)
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا
السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah
jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu
dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
bertakwa.”
d) (التربية – توجيه ونصيحة) Membina dengan arahan dan nasihat.
Hal ini banyak sekali kita jumpai dalam hadits,
bagaimana Rasulullah SAW memberikan arahan-arahan dan nasehat-nasehat
yang pada intinya mengajak kita pada kesempurnaan iman dan ketaqwaan
kepada Allah SWT. Salah satu contohnya adalah :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ
حَلاَوَةَ الإِيمَانِ
أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ
كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ (رواه البخاري)
أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ
كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ (رواه البخاري)
Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda :
Terdapat tiga hal, yang apabila ketiganya melekat pada diri seseorang
maka ia akan dapat merasakan manisnya iman: (1) Mencintai Allah dan
rasu-Nya melebihi dari cinta apapun di dunia ini. (2) Mencintai
seseorang hanya karena Allah. Dan (3) Dia tidak menginginkan untuk
kembali pada kekufurannya sebagaimna ia tidak ingin dimasukkan ke dalam
api neraka. (HR. Bukhari)
2. (إقامة دين الله) Sebagai penegak dinullah.
Seorang rasul juga memiliki tugas untuk menegakkan
dinullah di muka bumi ini, sehingga agama yang dibawanya dapat dijadikan
syari’at dan pedoman hidup yang dijunjung tinggi oleh kaumnya. Allah
berfirman (QS. 42 : 13)
شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا
إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ
أَقِيمُوا الدِّينَ وَلاَ تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ
مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ
وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ
“Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang
telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa
yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.
Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka
kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya).”
Menegakkan dinullah ini mencakup tiga aspek:a) (إقامة الخلافة) Menegakkan khilafah.
Allah berfirman (QS. 24 : 55)
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لاَ
يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh
Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah
mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik.”
b) (بناء الرجال) Membina kader.Allah berfirman (QS. 3 : 104)
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah
dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
c) (منهاج الدعوة) Membuat konsepsi da’wah
Allah berfirman (QS. 3 : 159) mengenai perlunya konsepsi da’wah yang lembut terhadap manusia dalam mengajak pada kebaikan:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ
الْقَلْبِ لاَنْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ
لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ
فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku
lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
Keistimewaan Risalah Muhammad SAW.
Rasulullah SAW merupakan salah seroang rasul,
diantara sekian banyak nabi dan rasul lainnya. Setiap rasul memiliki
keistimewaan tersendiri, sebagaimana pada risalah yang dibawa oleh nabi
Muhammad SAW. Diantara keistimewaan risalah beliau adalah:
1. (خاتم الأنبياء) Penutup para nabi dan rasul.
Allah berfirman (QS. 33 : 40)
1. (خاتم الأنبياء) Penutup para nabi dan rasul.
Allah berfirman (QS. 33 : 40)
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ
اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang
laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
2. (ناسخ الرسالة) Menghapus risalah sebelumnya.Dalam sebuah hadits diriwayatkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مَثَلِي وَمَثَلَ الأَنْبِيَاءِ
مِنْ قَبْلِي كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى بَيْتًا فَأَحْسَنَهُ وَأَجْمَلَهُ
إِلاَّ مَوْضِعَ لَبِنَةٍ مِنْ زَاوِيَةٍ فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ
بِهِ وَيَعْجَبُونَ لَهُ وَيَقُولُونَ هَلاَ وُضِعَتْ هَذِهِ اللَّبِنَةُ
قَالَ فَأَنَا اللَّبِنَةُ وَأَنَا خَاتِمُ النَّبِيِّينَ (رواه البخاري)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda,
‘Sesungguhnya perumpamaanku dengan perumpamaan para nabi sebelumku
adalah seumpama seseorang yang membangun sebuah rumah; di mana ia
menjadikan rumah itu indah dan sempurna. Namun rumah terdapat satu sisi
dari rumah tersebut yang belum disempurnakan (bau batanya) . Sehingga
hal ini menjadikan manusia menjadi heran dan bertanya-tanya, mengapa
sisi ini tidak disempurnakan? Dan akulah batu bata terakhir itu (yang
menyempurnakan bangunannya), dan aku adalah penutup para nabi. (HR.
Bukhari)
Dalam hadits lain diriwayatkan:
عَنْ عَامِرٍ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ أَتَى رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنُسْخَةٍ مِنْ التَّوْرَاةِ
فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ نُسْخَةٌ مِنْ التَّوْرَاةِ فَسَكَتَ
فَجَعَلَ يَقْرَأُ وَوَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ يَتَغَيَّرُ فَقَالَ أَبُو
بَكْرٍ ثَكِلَتْكَ الثَّوَاكِلُ مَا تَرَى مَا بِوَجْهِ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَظَرَ عُمَرُ إِلَى وَجْهِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ
غَضَبِ اللَّهِ وَغَضَبِ رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
رَضِينَا بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي
نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ بَدَا لَكُمْ مُوسَى فَاتَّبَعْتُمُوهُ
وَتَرَكْتُمُونِي لَضَلَلْتُمْ عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ وَلَوْ كَانَ
حَيًّا وَأَدْرَكَ نُبُوَّتِي لاَتَّبَعَنِي
“Dari Jabir ra, bahwa Umar bin Khatab datang ke
Rasulullah SAW dengan membawa kitab taurat. Kemudian Umar berkata, wahai
Rasulullah SAW, ini merupakan nuskhah (bagian) dari kitab taurat.’
Rasulullah SAW terdiam, lalu Umar membacanya sedangkan wajah Rasulullah
SAW berubah. Pada saat itu Abu Bakar mengatakan pada Umar, engkau
menjadikan wajah Rasulullah SAW berubah, lihatlah wajah beliau. Maka
Umar melihat wajah Rasulullah SAW dan berkata, ‘aku berlindung dari
kemurkaan Allah dan kemurkaan Rasulullah SAW. Aku ridha terhadap Allah
sebagai Rab, terhadap Islam sebagai agama dan terhadap Muhammad sebagai
nabi dan rasul. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, ‘Demi Dzat yang diriku
berada di tangannya, sekiranya tampak dihadapan nabi Musa as saat ini,
kemudian kalian mengikutinya serta meninggalkan aku, sungguh kalian akan
tersesat dari jalan yang lurus. Sekiranya Musa hidup dan mengalami masa
kenabianku, sungguh ia harus mengikutiku.” (HR. Darimi)
3. (مصدق الأنبياء) Membenarkan para nabi sebelumnya.Allah berfirman (QS. 3 : 3)
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالإِنْجِيلَ
“Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepadamu dengan
sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan
menurunkan Taurat dan Injil.”
4. (مكمل الرسالة) Menyempurnakan risalah para nabi sebelumnya.Allah berfirman (QS. 3 : 50)
وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَلأُحِلَّ لَكُمْ
بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ وَجِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
“Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang
datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah
diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda
(mu`jizat) dari Tuhanmu. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan
taatlah kepadaku.”
5. (كافة للناس) Ditujukan untuk seluruh umat manusia.Allah berfirman (QS. 34 : 28)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”
6. (رحمة للعالمين) Dijadikan sebagai rahmat bagi semesta alam.Allah berfirman (QS. 21 : 107)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Kewajiban Muslim Terhadap Rasulullah SAW
Setelah kita mengeahui berbagai hal mengenai
kerasulan dan karakteristik atau keistimewaan kerasulan Muhammad SAW,
kini kita perlu mengetahui mengenai kewajiban kita sebagai seorang
muslim terhadap Rasulullah SAW. Diantara kewajiban kita terhadap beliau
adalah:
1. (الإيمان به) Mengimaninya.
Allah berfirman (QS. 61 : 10 – 11)
1. (الإيمان به) Mengimaninya.
Allah berfirman (QS. 61 : 10 – 11)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ
تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ* تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ
وَتُجَاهِدُونَ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ*
فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ*
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku
tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang
pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di
jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu
jika kamu mengetahuinya.”
2. (المحبة) Mencintainya.Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لاَ
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ
وَوَلَدِهِ (رواه البخاري)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, ‘Demi
Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, kalian tidaklah beriman, hingga
kalian lebih mencintai aku dari orang tuanya dan anaknya. (HR. Bukhari)
3. (التعظيم) Mengagungkannya.
Sebagai umatnya, kita semua harus mengagungkan beliau
sebagai seorang rasul, yang telah menunjukkan pada kita jalan Allah
yang lurus. Sehingga dalam setiap doa kita, setiap ucapan kita, ceramah
kita, dan lain sebagainya senantiasa mengagungkan beliau. Dan salah satu
cara untuk mengagungkan beliau adalah dengan melaksakan
sunnah-sunnahnya.
4. (الدفاع عنه) Membelanya.
Demikian juga kita harus membela Rasulullah SAW,
terutama dari mereka-mereka yang ingin mencela dan mengolok-olok
Rasulullah SAW. Atau ‘mengkerdilkan’ sunnah nabawiyah.
5. (محبة من أحبه) Mencintai mereka-mereka yang dicintainya.
Yaitu secara umum para sahabatnya. Kita harus mencintai mereka dan tidak boleh mencela atau mengejek serta mengolok-olok mereka:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهَ اللَّهَ فِي أَصْحَابِي اللَّهَ
اللَّهَ فِي أَصْحَابِي لَا تَتَّخِذُوهُمْ غَرَضًا بَعْدِي فَمَنْ
أَحَبَّهُمْ فَبِحُبِّي أَحَبَّهُمْ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ فَبِبُغْضِي
أَبْغَضَهُمْ وَمَنْ آذَاهُمْ فَقَدْ آذَانِي وَمَنْ آذَانِي فَقَدْ آذَى
اللَّهَ وَمَنْ آذَى اللَّهَ يُوشِكُ أَنْ يَأْخُذَهُ (رواه الترمذي)
Dari Abdillah bin Mughafal, Rasulullah SAW bersabda,
‘Takutlah kalian kepada Allah dalam bersikap terhadap sahabatku setelah
masaku. Dan janganlah kalian menjadikan mereka sebagai tujuan (dalam
celaan). Karena barang siapa yang mencintai mereka maka dengan cintaku
aku mencintainya (mencintai orang yang mencintai sahabat). Dan barang
siapa yang membenci mereka, maka dengan kebencianku, aku membencinya.
Barang siapa yang menyakiti mereka, maka ia seperti menyakiti aku. Dan
barang siapa yang menyakiti aku, hampir-hampir Allah mengazabnya. (HR.
Tirmidzi)
6. (إكثار الصلوات) Memperbanyak shalawat.Allah berfirman (QS. 33 : 56)
إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
7. (الإتباع) Mengikutinnya.Allah berfirman (QS. 3 : 31)
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ
اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
8. (وارث رسالته) Mewarisi riwalahnya.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَلَكَ
طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ
الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا
لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي
السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ
وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ
الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ
الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ
دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
(رواه أبو داود)
Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang melalui
jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan
menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat akan meletakkan sayapnya karena
ridha terhadap mereka yang menuntut ilmu. Orang yang berilmu akan
dimintakan ampun oleh makhluk Allah yang ada di langit dan yang ada di
bumi, sampai ikan-ikan di dalam lautan juga memintakan ampunan buat
mereka. Keutamaan orang yang berilmu dengan orang yang ahli ibadah
adalah seumpama bulan pada saat purnama dibandingkan dengan
bintang-bintang. Dan orang yang berilmu (baca; ulama) merupakan pewaris
para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham kepada mereka,
namun mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, maka ia
telah mengambil bagian yang besar.” (HR. Abu Daud)
Penutup
Kelebihan yang Allah berikan kepada manusia merupakan
anugrah yang tiada terhingga, apalagi yang bersifat akal dan fikiran,
yang tentunya tidak dimiliki oleh makhluk Allah lainnya. Namun
menyandarkan hanya kepada akal dalam mencapai hakekat Allah serta cara
untuk beribadah kepadanya, tentulah akal manusia tidak sanggup. Karena
itu semua diluar jangkauannya. Oleh karena itulah, adanya seorang rasul
menjadi kebutuhan yang sangat primer, guna menapaki kebahagiaan dunia
dan akhirat.
Namun setelah Allah mengutus para rasul, banyak
diantara umatnya yang membangkang, mengolok-olok bahkan menyiksa para
rasul tersebut. Sehingga pada akhirnya, Allah mengazab mereka dengan
azab yang pedih, baik di dunia maupun di akhirat. Sejarah telah
membuktikan hal tersebut. Sekuat apapun mereka, akhirnya mereka hancur
hanya karena kesombongan untuk tidak mengikuti para Rasul.
Tinggallah bagi kita untuk memetik perjalanan
kehidupan umat yang terdahulu. Akankah kita menginginkan kebinasaan,
kesengsaraan, bencana, malapetaka, baik di dunia maupun di akhirat.
Ataukah sebaliknya, kita menginginkan kebahagiaan, ketentraman,
kedamaian hati, dan seterusnya di dunia maupun di akhirat.? Jawabannya
ada dalam sanubari kita masing-masing. Ya Allah jadikanlah kami orang
yang mencintai Rasulullah SAW, dan juga orang yang dicintainya. Dan
kumpulkanlah kami kelak bersamanya… Amin.
Wallahu A’lam bis Shawab.By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag.
Daftar Bacaan
Al-Buthy, Muhammad Sa’id Ramadhan. Sirah Nabawiyah ;
Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah
SAW. Terj. 1999. Jakarta : Robbani Press.
Hadiri, Choiruddin. Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an. 1996 – 1417. Cet. V. Jakarta : Gema Insani Press.
Hawa, Sa’id. Al-Rasul (Silsilah Dirasat Manhajiyah Hadifah: Allah, Al-Rasul, Al-Islam). 1990 – 1410 H. Cet. II. Kairo – Mesir : Dar al-Salam Li al-Taba’ah wa al-Nasr wa al-tauzi’ wa al-Tarjamah.
Al-Mubarokfuri, Syekh Syafiyyur Rahman. Al-Rahiq al-Makhtum : Sirah Nabawiyah. Terj. 1997. Cet. I. Jakarta : Pustaka al-Kautsar.
Al-Munawir, Ahmad Warson. Al-Munawir : Kamus Arab – Indonesia. Tanpa tahun. Yogyakarta : Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren Al-Munawir.
Al-Sa’dawi, Muhammad Hamzah. Menyaksikan 35 Mu’jizat Rasulullah SAW. Terj. 1996. Cet. III. Surabaya: Pustaka Progressif.
CD. ROM. Al-Qur’an 6.50 & Al-Hadits. Syirkah Sakhr li Baramij al-Hasib (1991 – 1997).
CD. ROM. Mausu’ah al-Hadits al-Syarif 2.00 (Al-Ishdar al-Tsani). Syirkah al-Baramij al-Islamiyah al-Dauliyah.
Hadiri, Choiruddin. Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an. 1996 – 1417. Cet. V. Jakarta : Gema Insani Press.
Hawa, Sa’id. Al-Rasul (Silsilah Dirasat Manhajiyah Hadifah: Allah, Al-Rasul, Al-Islam). 1990 – 1410 H. Cet. II. Kairo – Mesir : Dar al-Salam Li al-Taba’ah wa al-Nasr wa al-tauzi’ wa al-Tarjamah.
Al-Mubarokfuri, Syekh Syafiyyur Rahman. Al-Rahiq al-Makhtum : Sirah Nabawiyah. Terj. 1997. Cet. I. Jakarta : Pustaka al-Kautsar.
Al-Munawir, Ahmad Warson. Al-Munawir : Kamus Arab – Indonesia. Tanpa tahun. Yogyakarta : Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren Al-Munawir.
Al-Sa’dawi, Muhammad Hamzah. Menyaksikan 35 Mu’jizat Rasulullah SAW. Terj. 1996. Cet. III. Surabaya: Pustaka Progressif.
CD. ROM. Al-Qur’an 6.50 & Al-Hadits. Syirkah Sakhr li Baramij al-Hasib (1991 – 1997).
CD. ROM. Mausu’ah al-Hadits al-Syarif 2.00 (Al-Ishdar al-Tsani). Syirkah al-Baramij al-Islamiyah al-Dauliyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar