Kebodohan !!! penyakit yang Membinasakan
Bodoh adalah salah satu penyakit hati
yang sangat membahayakan dan sangat mengerikan akibatnya. Akan tetapi
sering dan mayoritas penderitanya tidak merasa kalau dirinya sedang
terjangkit penyakit berbahaya ini. Dan karena penyakit bodoh inilah
muncul penyakit-penyakit hati yang lain seperti iri, dengki, riya,
sombong, ujub (membanggakan diri) dan lainnya. Kebodohan ini penyakit
hati yang berbahaya lebih dahsyat dibanding penyakit badan. Karena
puncak dari penyakit badan berakhir dengan kematian, adapun penyakit
hati akan mengantarkan penderitanya kepada kesengsaraan dan kebinasaan
yang kekal. Semoga tulisan singkat ini menjadikan peringatan bagi kita
semua, sehingga kita semua tersadar untuk merubah keadaan yang berbahaya
dan mengerikan ini untuk kemudian untuk meraih kehidupan yang diridloi
oleh Allah Taala.
Bodoh adalah salah satu penyakit hati
yang sangat membahayakan dan sangat mengerikan akibatnya. Akan tetapi
sering dan mayoritas penderitanya tidak merasa kalau dirinya sedang
terjangkit penyakit berbahaya ini. Dan karena penyakit bodoh inilah
muncul penyakit-penyakit hati yang lain seperti iri, dengki, riya,
sombong, ujub (membanggakan diri) dan lainnya.
Karena kebodohan ini adalah sumber segala
penyakit hati dan sumber segala kejahatan. Kebodohan ini penyakit hati
yang berbahaya lebih dahsyat dibanding penyakit badan. Karena puncak
dari penyakit badan berakhir dengan kematian, adapun penyakit hati akan
mengantarkan penderitanya kepada kesengsaraan dan kebinasaan yang kekal.
Manusia yang terkena penyakit ini hidupnya hina dan sengsara di dunia
maupun di akherat Allah Taala banyak menyebutkan dalam Al-Quran tentang
tercelanya dan hinanya serta balasan dan akibat bagi orang-orang yang
bodoh yang tidak mau tahu tentang ilmu agama di dunia dan akherat.
Diantaranya Allah menyatakan dalam surat Al-Furqon: 44 “Apakah kamu
mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar dan memahami ?. Mereka itu
tidak lain hanyalah seperti binatang ternak bahkan lebih sesat
jalannya”.
Di dalam ayat ini, Allah Taala
menyerupakan orang-orang bodoh yang tidak mau tahu ilmu agama seperi
binatang ternak bahkan lebih sesat dan jelek.
Di dalam surat Al-Anfal : 22. Allah juga
menyatakan: “Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling jelek di sisi
Allah adalah orang yang bisu dan tuli yang tidak mau mengerti apapun
(tidak mau mendengar dan memahami kebenaran)”.
Dalam ayat ini Allah memberitakan bahwa
orang-orang bodoh yang tidak mau memahami kebenaran adalah binatang yang
paling jelek diantara seluruh binatang-binatang melata seperti keledai,
binatang buas, serangga, anjing dan seluruh binatang yang lain. Maka
orang-orang bodoh yang tidak mau kebenaran lebih jahat dan lebih jelek
dari seluruh binatang.
Kemudian Allah Taala juga menyatakan
bahwa orang-orang yang bodoh seperti orang-orang yang buta yang tidak
bisa melihat sebagaimana dalam surat Ar Rodu : 19. Allah berfirman:
“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu sama dengan orang yang buta ?”
Dan sungguh Allah Taala banyak mensifati orang-orang yang jahil itu dengan bisu, buta dan tuli.
Kemudian keberadaan orang-orang yang jahil terhadap dakwahnya para rosul sejak rosul yang pertama sampai rosul yang terakhir, mereka adalah musuh yang paling berbahaya bahkan musuh para rosul yang sebenarnya. Hingga Musa alaihissalam berlindung kepada Allah agar tidak menjadi orang yang jahil, sebagaimana dalam surat Al-Baqoroh: 67 Aku berlindung kepada Alloh agar tidak menjadi orang yang jahil.
Kemudian keberadaan orang-orang yang jahil terhadap dakwahnya para rosul sejak rosul yang pertama sampai rosul yang terakhir, mereka adalah musuh yang paling berbahaya bahkan musuh para rosul yang sebenarnya. Hingga Musa alaihissalam berlindung kepada Allah agar tidak menjadi orang yang jahil, sebagaimana dalam surat Al-Baqoroh: 67 Aku berlindung kepada Alloh agar tidak menjadi orang yang jahil.
Dan Allah juga memerintahkan kepada nabinya shollallaahu alaihi wassalam untuk berpaling dari orang yang jahil.
Dan berpalinglah engkau dari orang-orang yang jahil !
Kemudian Allah Taala juga menyerupakan
orang jahil yang tidak menerima dakwah rasul seperti orang yang mati dan
telah terkubur, walau jasad mereka hidup. Karena dakwah rasul itu ilmu
dan iman. Ilmu dan iman inilah yang menjadikan hati itu hidup, kalau
ilmu dan iman tidak terdapat di hati orang maka orang itu menjadi bodoh.
Dan orang yang bodoh matilah hatinya.
Akibat dari kebodohan inilah maka
kehidupan dia di dunia seperti orang buta tidak bisa melihat kebenaran.
Siapa yang tidak mengerti kebenaran maka dia sesat dan menjalani hidup
ini tanpa arah.
Orang yang buta mata hatinya akibat
kebodohannya, nanti akan dibangkitkan dalam keadaan buta. Dan tempatnya
adalah neraka jahannam. Sebagaimana firman Allah Taala dalam surat
Al-Isra: 72 dan 97 “Barang siapa di dunia ini buta mata hatinya maka dia
di akherat lebih buta dan lebih tersesat dari jalan yang benar Dan kami
akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat diseret atas muka mereka di
seret dalam keadaan buta, bisu dan pekak, tempat kediaman mereka adalah
neraka jahanam”.
Demikianlah akibat dan balasan bagi
orang-orang yang bodoh yang tidak mau tahu ilmu agama ini. Karena memang
demikianlah keadaan mereka di dunia. Dan manusia dibangkitkan sesuai
dengan keadaan hatinya. Kebodohan juga salah satu sifat dari sifat-sifat
penduduk neraka sebagaimana Allah menyatakan dalam surat Al-Araf: 179
“Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka punya hati tapi tidak digunakan untuk melihat
dan mereka punya telinga tapi tapi tidak digunakan untuk mendengar
ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak bahkan mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.
Dalam ayat ini Allah Taala mengabarkan
tentang sifat-sifat penduduk neraka jahanam yaitu orang-orang yang tidak
memperoleh ilmu karena tidak mau menggunakan sarana-sarana untuk
mendapatkan ilmu yaitu: akal, pendengaran, dan pengelihatan sehingga
mereka menjadi orang-orang yang bodoh.
Ini semua adalah menunjukkan tentang
jeleknya kebodohan itu dan tercelanya, orang yang jahil di dunia dan di
akherat. Betapa bahayanya dan mengerikannya kalau kebodohan itu menimpa
seseorang, dia akan menerima akibatnya yang membinasakannya. Padahal
kalau kita melihat keadaan kaum muslimin sekarang ini yang ada di
sekitar kita, sungguh mereka telah dilanda penyakit yang mengerikan ini.
Kalau kita tahu sedikit saja tentang agama ini dan berusaha untuk
mengamalkan maka kita akan tahu kenyataan yang menyedihkan, kebodohan
telah merata baik secara individu, keluarga, masyarakat dan negara.
Namun mereka tidak merasa kalau mereka sedang dijangkit penyakit
berbahaya yang akan membinasakan dirinya. Mereka tertawa dan terlena
dengan kegemilangan dunia, tidak sadar kalau mereka di atas kesesatan
bahkan di dalam kekafiran, kebidahan dan kemaksiatan. Namun karena
kebodohan, mereka tidak merasa, bahkan merasa di atas kebenaran dan
ketaatan. Tatkala disampaikan Al-haq, mereka merasa resah dan tertuduh
sesat. Kenyataan ini melanda mayoritas kaum muslim, orang mudanya, orang
tuanya, rakyatnya dan pimpinannya. Sungguh menyedihkan kenyataan ini.
Maka bagaimana kalau hal ini terus berlarut-larut dibiarkan ?
Semoga tulisan singkat ini menjadikan
peringatan bagi kita semua, sehingga kita semua tersadar untuk merubah
keadaan yang berbahaya dan mengerikan ini untuk kemudian untuk meraih
kehidupan yang diridloi oleh Allah Taala yang akan mengantarkan kepada
kebahagiaan yang abadi, di dunia maupun di akherat. Dan keadaan seperti
ini tidak akan ada jalan lain untuk merubahnya kecuali dengan bekal ilmu
yang bermanfaat. Karena kebodohan adalah penyakit hati yang tidak ada
obatnya kecuali dengan ilmu. Sebagaimana sabda Rosulullah Shallallahu
alaihi wa sallam : Tidak lain obatnya kebodohan selain bertanya (HR.
Ibnu Majjah, Ahmad dan yang lainnya).
Oleh karena inilah Allah menamakan
Al-Quran sebagai obat bagi segala penyakit hati. Sebagaimana Allah
berfirman dalam surat Yunus: 57 “Hai manusia sesungguhnya telah datang
kepadamu nasehat dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam
dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
Karena inilah kedudukan ulama seperti
dokter, yakni dokter hati. Maka butuhnya hati terhadap ilmu seperti
butuhnya nafas terhadap udara bahkan lebih besar.
Ilmu itu bagi hati laksan air bagi ikan, apabila hilang air maka matilah ikan.
Jadi kedudukan ilmu bagi hati laksana cahaya bagi mata, laksana mendengarnya telinga terhadap ucapan lisan, apabila semua ini hilang maka hati itu laksana mata yang buta, telinga yang tuli dan lisan yang bisu.
Jadi kedudukan ilmu bagi hati laksana cahaya bagi mata, laksana mendengarnya telinga terhadap ucapan lisan, apabila semua ini hilang maka hati itu laksana mata yang buta, telinga yang tuli dan lisan yang bisu.
Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar