Kamis, 22 September 2011

WASPADA FILM THAGHUT UNTUK ANAK-ANAK

WASPADA FILM THAGHUT UNTUK ANAK-ANAK


Quantcast
Waspadai pemurtadan saat ini. Berawal dari meng-idolakan dan akan berakhir menjadi penyembahan. Saat2 ini di salah satu stasiun TV swasta diputar film animasi anak yg berjudul The Little Krishna. Hindari anak2 anda utk menonton acara tsb dan mengidolakan tokoh2nya. Sebab secara tidak disadari akan menjadikan anak2 anda meng-idolakan dan mencintai para Thaghut atau Tuhannya org kafir (Dewa), yang mana hal itu adalah salah satu kesyirikan yg besar, yaitu mencintai Tuhan2 lain yg disembah selain Allah!! Apalagi dimana2 byk di jual aksesoris2 yg bergambar tokoh film tersebut yaitu Krishna, dari pakaian anak sampai perlengkapan sekolah, sehingga semakin membuat org2 Kafir khususnya Hindu bertambah senang dalam hal ini, yaitu kaum muslimin juga mendukung dan mengidolakan Dewa2 mereka sendiri.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dan di antara manusia ada yang menjadikan sekutu-sekutu selain Allah, mereka mencintainya seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat cinta kepada Allah.” (Al-Baqarah:165)

“Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat…” (Al Baqarah:256)
Dalil diatas jelas menunjukkan bahwa mencintai sekutu2 Allah bisa mengakibatkan kita kufur dari agama Allah.Dan sebaliknya, jika kita membencinya dan berlepas diri darinya maka kita telah memiliki aqidah yg kuat.
An-Nasa’i dan lainya meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa beliau melihat lembaran dari kitab Taurat di tangan Umar bin Al-Khattab Radhiallahu ‘Anhu, lalu beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kpdnya (yang artinya):
“Apakah kamu masih juga bingung wahai putera al-Khathab?!, padahal aku telah membawakan kepadamu ajaran yang putih bersih. Seandainya Musa masih hidup, lalu kalian mengikutinya dan meninggalkanku, tentulah kamu tersesat.”
Dalam riwayat lain disebutkan:
“Seandainya Musa masih hidup, maka tiada keleluasaan baginya kecuali harus mengikutiku,”
lalu Umar pun berkata: “Aku telah ridha bila Allah sebagai Rabb, Islam sebagai dien (agama), dan Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) sebagai nabi.”
Hadits diatas juga menunjukkan bahwa Rasulullah marah terhadap Umar bin Khaththab yg melihat di tangan Umar ada selembar Taurat. Bayangkan, manusia sekelas Umar bin Khaththab yg dia itu merupakan Amirul Mukminin, dan termasuk Khulafaur Rasyidin, juga sebagai shahabat yg paling dicintai oleh Rasulullah, Shahabat besar dan termasuk Shahabat yg ikut perang Badar, sekaligus mertuanya Rasulullah sendiri, juga Shahabat yg memiliki Aqidah yg sangat kuat sekali, bahkan Syaithan sendiri takut berhadapan dgn Umar, jika Umar melewati suatu jalan maka Syaithan mencari jalan lain agar tidak berhadapan dgn Umar. Tapi ketika Rasulullah melihat di tangan Umar ada selembar Taurat, beliau marah sekali terhadapnya. Apalagi kita yg tidak ada apa2nya dibandingkan dgn Umar bin Khaththab, atau anak2 kita yg masih belum mengerti apa2 ttg aqidah Islam yg mulia ini.
Yg perlu di ingat adalah, hati manusia itu lemah. Dan Allah yg mampu membolak-balikkan hati manusia. Bisa jadi paginya dia beriman, maka sorenya dia kafir, dan sorenya dia beriman maka paginya dia kafir. Maka itu kita perlu membentengi diri kita dgn Aqidah yg kuat, khususnya masalah Tauhid. Byk sekali terjadi pengidolaan yg mengakibatkan kekufuran, dan ini adalah nyata! Bahkan mengidolakan org2 shalih sekalipun bisa mengakibatkan kekufuran, akibat Ghuluw (berlebih2an) terhadap org2 shalih. Tidakkah kita membaca sejarah ttg awal mulanya kekafiran terjadi di bumi ini? Yaitu disebabkan karena ulahnya umat Nabi Nuh yg Ghuluw (berlebih2an) dalam mengidolakan org2 shalih di antara mereka. Itu jika mengidolakan org2 shalih yg baik, apalagi jika mengidolakan para Thaghut atau sesembahan2 selain Allah?
Firman Allah (yang artinya):
“Di antara manusia ada yang mengatakan, ‘Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (Al-Baqarah:8)
Ayat tersebut juga jelas mengatakan bhw byk manusia yg mengatakan dirinya beriman atau Muslim, tapi ternyata sebenarnya mereka tidak beriman bahkan kafir, seperti yg dikatakan Allah sendiri.
Jadi jangan bermain2 di atas kekufuran, karena ini perkara yg sangat besar disisi Allah. Dan jangan bermudah2an atasnya. Wallahu a’lam.
Berikut ana lampirkan sedikit biografi ttg Krishna:
Kresna
atau Krishna (Dewanagari: कृष्ण; dilafalkan kṛṣṇa menurut IAST;
dilafalkan ‘kɹ̩ʂ.nə dalam bahasa Sanskerta) adalah salah satu Dewa yang
banyak dipuja oleh umat Hindu karena dianggap merupakan aspek dari
Brahman.[The Mahabharata of Kr...ishna-Dwaipayana Vyasa, translated by Kisari
Mohan Ganguli, published between 1883 and 1896] Ia disebut pula
Nārāyana, yaitu sebutan yang merujuk kepada perwujudan Dewa Wisnu yang
berlengan empat di Waikuntha. Ia biasanya digambarkan sebagai sosok
pengembala muda yang memainkan seruling (seperti misalnya dalam
Bhagawatapurana) atau pangeran muda yang memberikan tuntunan filosofis
(seperti dalam Bhagawadgita). Dalam Agama Hindu pada umumnya, Kresna
dipuja sebagai awatara Wisnu yang kedelapan, dan dianggap sebagai Dewa
yang paling hebat dalam perguruan Waisnawa. Dalam tradisi Gaudiya
Waisnawa, Kresna dipuja sebagai sumber dari segala awatara (termasuk
Wisnu).[The Vishnu-Purana, translated by H. H. Wilson, 1840].
Menurut
kitab Mahabharata, Kresna berasal dari Kerajaan Surasena, namun
kemudian ia mendirikan kerajaan sendiri yang diberi nama Dwaraka. Dalam
wiracarita Mahabharata, ia dikenal sebagai tokoh raja yang bijaksana,
sakti, dan berwibawa. Dalam kitab Bhagawadgita, ia adalah perantara
kepribadian Brahman yang menjabarkan ajaran kebenaran mutlak (dharma)
kepada Arjuna. Ia mampu menampakkan secercah kemahakuasaan Tuhan yang
hanya disaksikan oleh tiga orang pada waktu perang keluarga Bharata akan
berlangsung. Ketiga orang tersebut adalah Arjuna, Sanjaya, dan Byasa.
Namun Sanjaya dan Byasa tidak melihat secara langsung, melainkan melalui
mata batin mereka yang menyaksikan perang Bharatayuddha.
Asal usul nama “Krishna”
Kresna dan Yasoda, ibu tirinya. Lukisan karya Raja Ravi Varma.
Dalam bahasa Sanskerta, kata Krishna berarti “hitam” atau “gelap”, dan kata ini umum digunakan untuk menunjukkan pada orang yang berkulit gelap. Dalam Brahma Samhita dijabarkan bahwa Krishna memiliki warna kulit gelap bersemu biru langit.[The Srimad Bhagavatam, translated by A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada, 1988 copyright Bhaktivedanta Book Trust]
Dan umumnya divisualkan berkulit gelap atau biru pekat. Sebagai Contoh, di Kuil Jaganatha, di Puri, Orissa, India (nama Jaganatha, adalah nama yang ditujukan bagi Kresna sebagai penguasa jagat raya) di gambarkan memiliki kulit gelap berdampingan dengan saudaranya Baladewa dan Subadra yang berkulit cerah.
Nama lain:
Kresna sebagai awatara sekaligus orang bijaksana memiliki banyak sekali nama panggilan sesuai dengan kepribadian atau keahliannya. Nama panggilan tersebut digunakan untuk memuji, mengungkapkan rasa hormat, dan menunjukkan rasa persahabatan atau kekeluargaan. Nama panggilan Kresna di bawah ini merupakan nama-nama dari kitab Mahabarata dan Bhagawadgita versi aslinya (versi India). Nama panggilan Kresna adalah:
1. Achyuta (Acyuta, yang tak pernah gagal)
2. Arisudana (penghancur musuh)
3. Bhagavān (Bhagawan, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa)
4. Gopāla (Gopaala, Pengembala sapi)
5. Govinda (Gowinda, yang memberi kebahagiaan pada indria-indria)
6. Hrishikesa (Hri-sikesa, penguasa indria)
7. Janardana (juru selamat umat manusia)
8. Kesava (Kesawa, yang berambut indah)
9. Kesinishūdana (Kesini-sudana, pembunuh raksasa Kesin)
10. Mādhava (Madawa, suami Dewi Laksmi)
11. Madhusūdana (Madu-sudana, penakluk raksasa Madhu)
12. Mahābāhu (Maha-bahu, yang berlengan perkasa)
13. Mahāyogi (Maha-yogi, rohaniwan besar)
14. Purushottama (Purusa-utama, manusia utama, yang berkepribadian paling baik)
15. Varshneya (Warsneya, keturunan wangsa Wresni)
16. Vāsudeva (Waasudewa, putera Basudewa)
17. Vishnu (Wisnu, penitisan Batara Wisnu)
18. Yādava (Yaadawa, keturunan dinasti Yadu)
19. Yogesvara (Yoga-iswara, penguasa segala kekuatan batin)
Hubungan keluarga
Ayah Kresna adalah Prabu Basudewa, yang merupakan saudara lelaki (kakak) dari Kunti atau Partha, istri Pandu yang merupakan ibu para Pandawa, sehingga Kresna bersaudara sepupu dengan para Pandawa. Saudara misan Kresna yang lain bernama Sisupala, putera dari Srutadewa alias Srutasrawas, adik Basudewa. Sisupala merupakan musuh bebuyutan Kresna yang kemudian dibunuh pada saat upacara akbar yang diselenggarakan Yudistira.
Kresna dalam pewayangan Jawa
Dalam pewayangan Jawa, Prabu Kresna merupakan Raja Dwarawati, kerajaan para keturunan Yadu (Yadawa) dan merupakan titisan Dewa Wisnu. Kresna adalah anak Basudewa, Raja Mandura. Ia (dengan nama kecil “Narayana”) dilahirkan sebagai putera kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya dikenal sebagai Baladewa (alias Kakrasana) dan adiknya dikenal sebagai Subadra, yang tak lain adalah istri dari Arjuna. Ia memiliki tiga orang istri dan tiga orang anak. Istri isterinya adalah Dewi Jembawati, Dewi Rukmini, dan Dewi Satyabama. Anak-anaknya adalah Raden Boma Narakasura, Raden Samba, dan Siti Sundari.
Pada perang Bharatayuddha, beliau adalah sais atau kusir Arjuna. Ia juga merupakan salah satu penasihat utama Pandawa. Sebelum perang melawan Karna, atau dalam babak yang dinamakan Karna Tanding sebagai sais Arjuna, beliau memberikan wejangan panjang lebar kepada Arjuna. Wejangan beliau dikenal sebagai Bhagawadgita.
Kresna dikenal sebagai seorang yang sangat sakti. Ia memiliki kemampuan untuk meramal, mengubah bentuk menjadi raksasa, dan memiliki bunga Wijaya Kusuma yang dapat menghidupkan kembali orang yang mati. Ia juga memiliki senjata yang dinamakan Cakrabaswara yang mampu digunakan untuk menghancurkan dunia, pusaka-pusaka sakti, antara lain Senjata Cakra, Kembang Wijayakusuma, terompet kerang (Sangkala) Pancajahnya, Kaca Paesan, Aji Pameling dan Aji Kawrastawan.
Setelah meninggalnya Prabu Baladewa (Resi Balarama), kakaknya, dan musnahnya seluruh Wangsa Wresni dan Yadawa, Prabu Kresna menginginkan moksa. Ia wafat dalam keadaan bertapa dengan perantara panah seorang pemburu bernama Jara yang mengenai kakinya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kresna
Asal usul nama “Krishna”
Kresna dan Yasoda, ibu tirinya. Lukisan karya Raja Ravi Varma.
Dalam bahasa Sanskerta, kata Krishna berarti “hitam” atau “gelap”, dan kata ini umum digunakan untuk menunjukkan pada orang yang berkulit gelap. Dalam Brahma Samhita dijabarkan bahwa Krishna memiliki warna kulit gelap bersemu biru langit.[The Srimad Bhagavatam, translated by A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada, 1988 copyright Bhaktivedanta Book Trust]
Dan umumnya divisualkan berkulit gelap atau biru pekat. Sebagai Contoh, di Kuil Jaganatha, di Puri, Orissa, India (nama Jaganatha, adalah nama yang ditujukan bagi Kresna sebagai penguasa jagat raya) di gambarkan memiliki kulit gelap berdampingan dengan saudaranya Baladewa dan Subadra yang berkulit cerah.
Nama lain:
Kresna sebagai awatara sekaligus orang bijaksana memiliki banyak sekali nama panggilan sesuai dengan kepribadian atau keahliannya. Nama panggilan tersebut digunakan untuk memuji, mengungkapkan rasa hormat, dan menunjukkan rasa persahabatan atau kekeluargaan. Nama panggilan Kresna di bawah ini merupakan nama-nama dari kitab Mahabarata dan Bhagawadgita versi aslinya (versi India). Nama panggilan Kresna adalah:
1. Achyuta (Acyuta, yang tak pernah gagal)
2. Arisudana (penghancur musuh)
3. Bhagavān (Bhagawan, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa)
4. Gopāla (Gopaala, Pengembala sapi)
5. Govinda (Gowinda, yang memberi kebahagiaan pada indria-indria)
6. Hrishikesa (Hri-sikesa, penguasa indria)
7. Janardana (juru selamat umat manusia)
8. Kesava (Kesawa, yang berambut indah)
9. Kesinishūdana (Kesini-sudana, pembunuh raksasa Kesin)
10. Mādhava (Madawa, suami Dewi Laksmi)
11. Madhusūdana (Madu-sudana, penakluk raksasa Madhu)
12. Mahābāhu (Maha-bahu, yang berlengan perkasa)
13. Mahāyogi (Maha-yogi, rohaniwan besar)
14. Purushottama (Purusa-utama, manusia utama, yang berkepribadian paling baik)
15. Varshneya (Warsneya, keturunan wangsa Wresni)
16. Vāsudeva (Waasudewa, putera Basudewa)
17. Vishnu (Wisnu, penitisan Batara Wisnu)
18. Yādava (Yaadawa, keturunan dinasti Yadu)
19. Yogesvara (Yoga-iswara, penguasa segala kekuatan batin)
Hubungan keluarga
Ayah Kresna adalah Prabu Basudewa, yang merupakan saudara lelaki (kakak) dari Kunti atau Partha, istri Pandu yang merupakan ibu para Pandawa, sehingga Kresna bersaudara sepupu dengan para Pandawa. Saudara misan Kresna yang lain bernama Sisupala, putera dari Srutadewa alias Srutasrawas, adik Basudewa. Sisupala merupakan musuh bebuyutan Kresna yang kemudian dibunuh pada saat upacara akbar yang diselenggarakan Yudistira.
Kresna dalam pewayangan Jawa
Dalam pewayangan Jawa, Prabu Kresna merupakan Raja Dwarawati, kerajaan para keturunan Yadu (Yadawa) dan merupakan titisan Dewa Wisnu. Kresna adalah anak Basudewa, Raja Mandura. Ia (dengan nama kecil “Narayana”) dilahirkan sebagai putera kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya dikenal sebagai Baladewa (alias Kakrasana) dan adiknya dikenal sebagai Subadra, yang tak lain adalah istri dari Arjuna. Ia memiliki tiga orang istri dan tiga orang anak. Istri isterinya adalah Dewi Jembawati, Dewi Rukmini, dan Dewi Satyabama. Anak-anaknya adalah Raden Boma Narakasura, Raden Samba, dan Siti Sundari.
Pada perang Bharatayuddha, beliau adalah sais atau kusir Arjuna. Ia juga merupakan salah satu penasihat utama Pandawa. Sebelum perang melawan Karna, atau dalam babak yang dinamakan Karna Tanding sebagai sais Arjuna, beliau memberikan wejangan panjang lebar kepada Arjuna. Wejangan beliau dikenal sebagai Bhagawadgita.
Kresna dikenal sebagai seorang yang sangat sakti. Ia memiliki kemampuan untuk meramal, mengubah bentuk menjadi raksasa, dan memiliki bunga Wijaya Kusuma yang dapat menghidupkan kembali orang yang mati. Ia juga memiliki senjata yang dinamakan Cakrabaswara yang mampu digunakan untuk menghancurkan dunia, pusaka-pusaka sakti, antara lain Senjata Cakra, Kembang Wijayakusuma, terompet kerang (Sangkala) Pancajahnya, Kaca Paesan, Aji Pameling dan Aji Kawrastawan.
Setelah meninggalnya Prabu Baladewa (Resi Balarama), kakaknya, dan musnahnya seluruh Wangsa Wresni dan Yadawa, Prabu Kresna menginginkan moksa. Ia wafat dalam keadaan bertapa dengan perantara panah seorang pemburu bernama Jara yang mengenai kakinya.

Tidak ada komentar: