Jilbab / Hijab dalam Islam
Sesungguhnya seorang wanita muslimah
akan menemukan dalam hukum Islam perhatian yang sangat tinggi terhadap dirinya, agar dapat menjaga kesuciannya,
menjadi wanita mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi. Dan
syarat-syarat yang diwajibkan pada
pakaian dan perhiasannya tidak lain adalah untuk mencegah
kerusakan yang timbul akibat tabarruj (berhias diri). Inipun
bukan untuk mengekang kebebasannya akan tetapi sebagai pelindung baginya agar tidak
tergelincir pada lumpur kehinaan atau menjadi sorotan mata.
Keutamaan Hijab
· Hijab itu adalah ketaatan kepada Allah dan
Rasul.
Allah SWT telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya
berdasarkan firman Allah SWT:
} وَمَا كَانَ لمُؤْمِنٍ
وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إذاَ قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أمْرًا أنْ يَكُونَ لهُمُ
الخِيَرَةُ مِنْ أمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ
ضَلاَلاً مُبِينًا {
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula
bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)
tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya
maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab: 36)
Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita untuk
menggunakan hijab sebagaimana firman Allah SWT:
} وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ
يَغْضُضْنَ مِنْ أبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَ يُبْدِينَ
زِينَتَهُنَّ إلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا {
“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An-Nur: 31)
Allah
SWT berfirman:
} وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَاهِلِيَّةِ الأُولَى {
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” (Q.S. Al-Ahzab: 33)
Allah SWT berfirman:
} وَإذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ
مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أطْهَرُ
لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ {
“Apabila kamu meminta
suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari
belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati
mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 53)
Allah SWT berfirman:
} يَا أيُّهَا النَّبِيُّ
قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ
عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ {
“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu aurat”
maksudnya adalah bahwa ia harus menutupi tubuhnya.
· Hijab itu ‘iffah
Allah SWT menjadikan
kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda ‘Iffah (menahan diri
dari maksiat).
Allah SWT berfirman:
} ياَ أَيُّهَا النَّبِيُّ
قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ
عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أدْنَى أنْ يُعْرَفْنَ فَلاَ
يُؤْذَيْنَ {
“Hai Nabi! Katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min:
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk
menghindari dan menahan diri dari perbuatan jelek (dosa), “karena
itu mereka tidak diganggu”. Maka orang-orang fasik tidak akan
mengganggu mereka. Dan pada firman Allah “karena itu mereka tidak
diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh wanita
adalah suatu bentuk gangguan berupa fitnah dan kejahatan bagi mereka.
· Hijab itu kesucian
Allah SWT berfirman:
} وَإذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ
مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أطْهَرُ
لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ {
“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka
(istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang
demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 53)
Allah SWT menyifati hijab sebagai kesucian bagi
hati orang-orang mu’min, laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila
tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat. Pada saat seperti ini, maka
hati yang tidak melihat akan lebih suci. Ketiadaan fitnah pada saat itu
lebih nampak, karena hijab itu menghancurkan keinginan orang-orang yang
ada penyakit di dalam hatinya, Allah SWT berfirman:
} فَلاَ تَخْضَعْنَ
بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ {
“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (Q.S.
Al-Ahzab: 32)
· Hijab itu pelindung
Rasulullah SAW
bersabda:
((إنَّ اللهَ حَيِيٌّ سَتِيرٌ يُحِبُّ الحَيَاءَ وَالسِّتْرَ))
“Sesungguhnya
Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan
perlindungan”
Sabda beliau yang lain:
(( أيَّمَا اِمْرَأَةٍ
نَزَعَتْ ثِيَابَهَا في غَيْرِ بَيْتِهَا خَرَقَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
عَنْهَا سِتْرَهُ))
“Siapa saja di antara wanita
yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla
telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya.”
Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.
· Hijab itu taqwa
Allah SWT berfirman:
} ياَ بَنِي آدَمَ قَدْ
أنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ
التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ {
“Hai anak Adam!
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi
auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang
paling baik.” (Q.S. Al-A’raaf: 26)
· Hijab itu iman
Allah SWT tidak
berfirman kecuali kepada wanita-wanita beriman: “Dan katakanlah
kepada wanita yang beriman.” (Q.S. An-Nur: 31). Allah SWT juga
berfirman: “Dan istri-istri orang beriman.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim
menemui Ummul Mu’minin, Aisyah ra dengan pakaian tipis, beliau
berkata: “Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa
ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan
wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”
· Hijab itu haya’
(rasa malu)
Rasulullah SAW
bersabda:
((إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ
الحَيَاءُ))
“Sesungguhnya setiap agama itu
memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.”
Sabda beliau yang lain:
“Malu itu
adalah bagian dari iman dan iman itu di surga.”
Sabda Rasul yang lain:
((الحَيَاءُ وَالإيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا ،
فَإنْ رُفِعَ أحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَرُ))
“Malu
dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka
yang lainpun akan terangkat.”
· Hijab itu ghirah
(perasaan cemburu)
Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang
merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan
pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak
wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa Jahiliyah dan
masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga
kehormatannya. Ali bin Abi Thalib ra berkata: “Telah sampai kepadaku
bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir
orang ‘ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu?
Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki
perasaan cemburu.”
Kejelekan
Tabarruj (berhias)
· Tabarruj adalah
maksiat kepada Allah dan Rasul.
Barangsiapa yang
maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya maka ia hanya akan mencelakakan
dirinya sendiri dan tidak akan mencelakakan Allah sedikitpun.
Rasulullah SAW bersabda:
((كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إلاَّ
مَنْ أبَى ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ وَمَنْ يَأْبَى ؟ قَالَ : مَنْ
أطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أبَى))
“Semua
umatku akan masuk surga kecuali orang yang menolak” Mereka bertanya:
“Ya Rasulullah! Siapakah orang yang menolak itu? Beliau menjawab: “Siapa
yang taat kepadaku akan masuk surga dan siapa yang maksiat kepadaku
maka ia telah menolak.”
· Tabarruj menyebabkan laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah.
Rasulullah SAW
bersabda:
((سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ ،
عَلَى رُؤُوسِهِنَّ كَأَسْنِمَةِ البَخْتِ ، اِلْعَنُوهُنَّ فَإنَّهُنَّ
مَلْعُونَاتٌ))
“Akan ada pada akhir
umatku nanti wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, kepala mereka
bagaikan punuk unta, laknatlah mereka karena mereka adalah
wanita-wanita yang pantas dilaknat.”
· Tabarruj adalah sifat penghuni neraka.
Rasulullah SAW
bersabda:
((صِنْفَانِ مِنْ أهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا : قَوْمٌ مَعَهُمْ
سِيَاطٌ كَأذْنَابِ البَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ ، وَنِسَاءٌ
كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ ... ))
“Ada dua golongan
penghuni neraka yang belum pernah saya lihat; kaum yang membawa cemeti
bagai ekor sapi yang digunakan memukul menusia dan wanita-wanita yang
berpakaian tapi telanjang...”
· Tabarruj penyebab
hitam dan gelap di hari kiamat.
Diriwayatkan dari Nabi
SAW, beliau bersabda:
((مَثَلُ الرَّافِلَةِ في
الزِّينَةِ في غَيْرِ أهْلِهَا ، كَمَثَلِ ظُلْمَةٍ يَوْمَ القِيَامَةِ
لاَ نُورَ لهَا))
“Permisalan
wanita yang berhias untuk selain suaminya, adalah bagaikan kegelapan
pada hari kiamat, tidak ada cahaya baginya.”
Maksudnya adalah wanita yang berlenggak-lenggok
ketika berjalan dengan menarik pakaiannya, akan datang pada hari kiamat
dalam keadaan hitam dan gelap, bagaikan berlenggak-lenggok dalam
kegelapan. Dan hadits ini walaupun lemah, tetapi artinya benar, karena
kenikmatan dalam maksiat adalah siksaan, wangi-wangian akan menjadi
busuk dan cahaya menjadi kegelapan. Kebalikan dari taat, bahwa bau mulut
orang yang berpuasa dan darah orang yang mati syahid lebih harum di
sisi Allah dari bau minyak kesturi.
· Tabarruj adalah kemunafikan.
Rasulullah SAW
bersabda:
((خَيْرُ نِسَائِكُمُ الوَدُودُ الوَلُودُ ، المُوَاسِيَةُ ،
المُوَاتِيَةُ ، إذَا اتَّقَيْنَ اللهَ، وَشَرُّ نِسَائِكُمُ
المُتَبَرِّجَاتُ المُتَخَيِّلاَتُ وَهُنَّ المُنَافِقَاتُ ، لاَ
يَدْخُلْنَ الجَنَّةَ إلاَّ مِثْلَ الغُرَابِ الأعْصَمِ))
“Sebaik-baik
wanita kalian adalah yang memiliki kasih sayang, subur (banyak anak),
suka menghibur dan siap melayani, bila mereka bertakwa kepada Allah. Dan
sejelek-jelek wanita kalian adalah wanita pesolek dan penghayal mereka
itu adalah wanita-wanita munafik, mereka tidak akan masuk surga kecuali
seperti ghurab a’sham.”
Yang dimaksud ghurab a’sham adalah
burung gagak yang memiliki cakar dan kaki merah, pertanda minimnya
wanita masuk surga, karena burung gagak yang memiliki sifat seperti ini sangat jarang ditemukan.
· Tabarruj mengoyak tirai
pelindung dan membuka aib.
Rasulullah SAW
bersabda:
((أيَّمَا امْرَأَةٍ وَضَعَتْ ثِيَابَهَا فِي غَيْرِ بَيْتِ
زَوْجِهَا، فَقَدْ هَتَكَتْ سِتْرَ مَا بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ عَزَّ
وَجَلَّ))
“Siapa saja di antara
wanita yang menanggalkan pakaian-nya di selain rumah suaminya, maka ia
telah mengoyak tirai pelindung antara dirinya dan Allah Azza wa Jalla.”
· Tabarruj adalah perbuatan keji.
Wanita itu adalah
aurat, dan membuka aurat adalah keji dan dibenci. Allah SAW berfirman:
} وَإذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً
قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إنَّ
اللهَ لاَ يَأْمُرُ بِالفَحْشَاءِ {
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata:
“Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan
Allah menyuruh kami mengerjakan-nya.” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah
tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.” (Q.S. Al-A’raf: 28)
Sebenarnya setanlah yang memerintahkan manusia
melakukan perbuatan keji itu, sebagaimana firman Allah:
} الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ
الفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالفَحْشَاءِ {
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan
menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).” (Q.S. Al-Baqorah: 268)
· Tabarruj adalah ajaran iblis.
Sesungguhnya kisah Adam
dengan Iblis memberikan gambaran kepada kita bagaimana musuh Allah,
Iblis itu membuka peluang untuk melakukan perbuatan dosa dan mengoyak
tirai pelindung dan bahwa Tabarruj itulah tujuan asasi baginya.
Allah SWT berfirman:
} يَا بَنِي آدَمَ لاَ
يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الجَنَّةِ
يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا {
“Hai anak Adam! Janganlah kamu sekali-kali dapat ditipu oleh
setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada
keduanya auratnya.” (Q.S. Al-A’raf: 27)
Jadi iblislah yang mengajak kepada Tabarruj
dan buka-bukaan. Dialah pemimpin utama bagi para pencetus apa yang
dikenal dengan Tahrirul Mar’ah (pembebasan wanita).
· Tabarruj adalah jalan
hidup orang-orang Yahudi.
Orang-orang Yahudi
memiliki peran yang sangat besar dalam menghancurkan umat ini melalui
wanita, dan kaum wanita sejak dulu memiliki pengalaman di bidang ini, di
mana Rasulullah SAW bersabda:
((فَاتَّقُوا الدُّنْيَا
وَاتَّقُوا النِّسَاءَ ، فَإنَّ أوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إسْرَائِيلَ كَانَتْ
في النِّسَاءِ))
“Takutlah pada dunia
dan takutlah pada wanita karena fitnah pertama pada Bani Israel adalah
pada wanita.”
· Tabarruj adalah Jahiliyah busuk.
Allah SWT berfirman:
} وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَاهِلِيَّةِ الأُولَى {
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” (Q.S. Al-Ahzab: 33)
Nabi SAW telah menyifati ajakan Jahiliyah
sebagai ajakan busuk dan kotor. Jadi ajakan Jahiliyah adalah
saudara kandung Tabarruj Jahiliyah. Rasulullah SAW bersabda:
((كُلُّ شَيْءٍ مِنْ أمْرِ الجَاهِلِيَّةِ
مَوْضُوعٌ تَحْتَ قَدَمِي))
“Semua yang merupakan perkara
Jahiliyah tersimpan di bawah telapak kakiku.”
Baik itu bernama Tabarruj Jahiliyah, ajakan
Jahiliyah ataupun kesombongan Jahiliyah.
· Tabarruj adalah keterbelakangan.
Buka-bukaan dan
telanjang adalah fitrah hewan ternak, tidak
seorangpun yang condong kepadanya kecuali dia akan terperosok jatuh ke
derajat yang paling rendah dari pada derajat manusia yang telah
dimuliakan Allah. Dari sini nampaklah bahwa Tabarruj adalah
tanda kerusakan fitrah, ketiadaan ghirah dan mati rasa:
Anda mengangkat baju hingga lutut
Demi Tuhanmu, sungai apa yang akan anda
seberangi
Baju itu bagaikan naungan di waktu pagi
Yang semakin pendek, waktu demi waktu
Anda mengira bahwa laki-laki itu tidak memiliki
perasaan
Padahal anda sendiri yang mungkin tidak punya
perasaan
· Tabarruj adalah pintu adzab yang merata.
Seseorang yang
memperhatikan nash-nash syare’at dan sejarah (Islam) akan meyakini
adanya kerusakan yang ditimbulkan oleh Tabarruj dan bahayanya
atas agama dan dunia, apalagi bila diperparah dengan Ikhtilath (percampurbauran
antara laki-laki dan wanita).
Akibat dan bahaya Tabarruj
yang menakutkan
Wanita-wanita
yang melakukan Tabarruj berlomba-lomba menggunakan perhiasan
yang diharamkan untuk menarik perhatian kepadanya. Sesuatu yang justru
akan merusak akhlak dan harta serta menjadikan wanita sebagai barang
hina yang diperjualbelikan, dan di antara bahayanya adalah:
1. Rusaknya akhlak kaum
lelaki khususnya para pemuda yang terdorong melakukan zina yang
diharamkan ini.
2. Memperdagangkan wanita
sebagai sarana promosi atau untuk meningkatkan usaha perdagangan dan
sebagainya.
3. Mencelakan
diri wanita sendiri, karena Tabarruj itu menunjukkan niat
jelek dari apa yang ia suguhkan untuk menggoda orang-orang jahat dan
bodoh.
4. Tersebarnya
penyakit, seperti sabda Rasulullah SAW:
(( لَمْ تَظْهَرِ
الفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إلاَّ فَشَا فِيهِمُ
الطَّاعُونُ وَالأوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ فِي أسْلاَفِهِمُ الَّذِينَ
مَضَوْا ))
“Tidaklah suatu
perbuatan zina itu nampak pada suatu kaum hingga mereka mengumumkannya
kecuali akan tersebar di antara mereka penyakit menular dan
penyakit-penyakit lain yang belum pernah ada pada orang-orang dulu.”
5. Mempermudah mata melakukan
maksiat, Rasulullah SAW bersabda: “Kedua mata zinanya adalah
melihat.” Serta menyulitkan ketaatan ghadhul bashar (menundukkan
pandangan) yang merupakan sesuatu yang lebih berbahaya dari ledakan bom
atom dan gempa bumi. Allah SWT berfirman: “Dan jika Kami hendak
membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang
hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka
melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku
terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri
itu dengan sehancur-hancurnya.” (Q.S. Al-Isra’: 16)
Dalam hadits juga
disebutkan:
((إنَّ
النَّاسَ إذَا رَأَوْا المُنْكَرَ فَلَمْ يُغَيِّرُوهُ أوْشَكَ أنْ
يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ))
“Sesungguhnya manusia bila melihat kemungkaran dan
tidak merubahnya, dikhawatirkan Allah akan menimpakan mereka adzab.”
Wahai ukhti muslimah! Tidakkah anda memperhatikan
hadits nabi SAW: “Buanglah duri dari jalan kaum muslimin.” Dan
bila membuang duri dari jalan termasuk cabang iman, maka duri manakah
yang lebih berat, batu di jalan atau fitnah yang merusak hati,
menerbangkan akal dan menyebarkan kekejian di antara orang-orang mu’min.
Sesungguhnya tidaklah seorang lelaki muslim
terkena fitnah pada hari ini karena anda yang telah memalingkannya dari
mengingat Allah dan menghalanginya dari jalan yang lurus -padahal anda
sanggup mencegahnya dari fitnah itu- kecuali di hari esok nanti Allah
akan menghukum anda dengan adzab yang sangat pedih.
Segeralah taat kepada Allah, tinggalkan
kritikan dan ejekan manusia, karena perhitungan Allah kelak sangat
ketat.
Beberapa
syarat hijab yang harus terpenuhi:
1. Menutupi seluruh
anggota tubuh wanita -berdasarkan pendapat yang paling rojih.
2. Hijab itu sendiri pada
dasarnya bukan perhiasan.
3. Tebal dan tidak tipis
atau trasparant.
4. Longgar dan tidak
sempit atau ketat.
5. Tidak memakai
wangi-wangian.
6. Tidak menyerupai
pakaian wanita-wanita kafir.
7. Tidak menyerupai
pakaian laki-laki.
8. Tidak bermaksud
memamerkannya kepada orang-orang.
Jangan berhias terlalu berlebihan
Bila anda memperhatikan syarat-syarat tersebut
di atas akan nampak bagi anda bahwa banyak di antara wanita-wanita sekarang ini yang menamakan diri sebagai wanita
berjilbab, padahal pada hakekatnya mereka belum berjilbab. Mereka tidak
menamakan jilbab dengan nama yang sebenarnya. Mereka menamakan Tabarruj
sebagai hijab dan menamakan maksiat sebagai ketaatan.
Musuh-musuh kebangkitan Islam berusaha dengan
sekuat tenaga menggelincirkan wanita itu, lalu Allah menggagalkan tipu
daya mereka dan meneguhkan orang-orang Mu’min di atas ketaatan kepada
Tuhannya. Mereka memanfaatkan wanita itu dengan cara-cara kotor untuk
memalingkannya dari jalan Tuhan dengan memproduksi jilbab dalam berbagai
bentuk dan menamakannya sebagai “jalan tengah” yang dengan itu
ia akan mendapatkan ridha Tuhannya -sebagaimana pengakuan mereka- dan
pada saat yang sama ia dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan tetap
menjaga kecantikannya.
Kami dengar dan kami taat
Seorang muslim yang jujur akan menerima
perintah Tuhannya dan segera menerjemahkannya dalam amal nyata, karena
cinta dan perhomatannya terhadap Islam, bangga dengan syariat-Nya,
mendengar dan taat kepada sunnah nabi-Nya dan tidak peduli dengan
keadaan orang-orang sesat yang berpaling dari kenyataan yang sebenarnya,
serta lalai akan tempat kembali yang ia nantikan.
Allah menafikan keimanan orang yang berpaling
dari ketaatan kepada-Nya dan kepada rasul-Nya:
} وَيَقُولُونَ آمَنَّا
بِاللهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرْيقٌ مِنْهُمْ
مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالمُؤْمِنِينَ (47)
وَإذَا دُعُوا إلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إذَا فَرِيقٌ
مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ (48) {
“Dan mereka berkata: “Kami telah beriman kepada Allah dan
rasul, dan kami menaati (keduanya).” Kemudian sebagian dari mereka
berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang
beriman. Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar
rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari
mereka menolak untuk datang.” (Q.S. An-Nur: 47-48)
Firman Allah yang lain:
} إنَّمَا كاَنَ قَوْلَ
المُؤْمِنِينَ إذَا دُعُوا إلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ
أنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ المُفْلِحُونَ (51)
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللهَ وَيَتَّقِهِ فَأُولَئِكَ
هُمُ الفَائِزُونَ (52) {
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka
dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di
antara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung.” Dan barangsiapa yang taat kepada
Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka
mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.” (Q.S. An-Nur: 51-52)
Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: “Ketika
kami bersama Aisyah ra, beliau berkata: “Saya teringat akan
wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka.” Aisyah berkata:
“Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan demi Allah,
saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan
lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun
kepada mereka ayat: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya.” (Q.S. An-Nur: 31) Maka para suami segera mendatangi
istri-istri mereka dan membacakan apa yang diturunkan Allah kepada
mereka. Mereka membacakan ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara
wanita dan kaum kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu
kecuali segera berdiri mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala
dan wajahnya, karena percaya dan iman kepada apa yang diturunkan Allah
dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di belakang Rasulullah SAW
dengan kain penutup seakan-akan di atas kepalanya terdapat burung
gagak.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar