BAHAYA PAHAM SYIAH BAGI UMAT ISLAM
Posted on April 21, 2010 by Situs islam: www.almanhaj.or.id , www.alsofwah.or.id , www.muslim.or.id
Bahaya Syiah Sebuah Realita
sumber:
http://ustadzkholid.com/manhaj/bahaya-syiah-sebuah-realita/
Dewasa ini kebid’ahan telah merebak di dalam tubuh kaum muslimin
sedemikian hebatnya sehingga banyak kaum muslimin yang tidak mengerti
bahaya kebid’ahan padahal kebid’ahan tersebut dapat merusak mereka dan
merusak keutuhan dan persatuan kaum muslimin bahkan banyak negara Islam
yang hancur lantarannya seperti daulah bani Umayah yang jatuh disebabkan
kebid’ahan Ja’d bin Dirham (Jahmiyah) lihatlah pernyataan Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah ketika mengomentari sejarah keruntuhan bani Umayah:
“Sesungguhnya daulah bani Umayah hancur disebabkan oleh Ja’ad Al
Mu’athil.”[1]
Dan berkata:”Jika muncul kebid’ahan-kebid’ahan yang menyelisihi
Rasulullah maka Allah akan akan membalas (dengan kejelekan) pada orang
yang menyelisihi Rasul dan memberi kemenangan kepada yang lainnya.”[2].
Dan dalam tempat yang lain beliau berkata: “Maka iman kepada Rasul
dan Jihad membela agamanya adalah sebab kebaikan dunia dan akhirat dan
sebaliknya kebid’ahan dan penyimpangan agama serta penyelisihan terhadap
sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam adalah sebab kejelekan dunia dan akhirat.”[3]
Bahaya syiah terhadap kaum muslimin merupakan satu kenyataan yang
tidak dapat dipungkiri oleh setiap muslim lebih-lebih yang telah
meneliti dan membaca sejarah mereka sejak masa awal pertumbuhan dan
perkembangannya sampai saat ini, rentang waktu yang cukup panjang dengan
segala peristiwa berdarah yang telah menumpahkan darah ribuan bahkan
jutaan kaum muslimin.
Mengenal dan meneliti bahaya dan implikasi syiah merupakan pembahasan
yang cukup luas dan panjang lagi penting agar setiap muslim dapat
mengambil pelajaran, kemudian tidak terperosok dalam satu lubang
berkali-kali. Apalagi dimasa sekarang mereka telah berusaha dengan
segala sarana dan prasarana yang mereka miliki untuk menyebarkan dakwah
mereka di seluruh pelosok dunia dengan perlahan-lahan namun pasti yang
pada akhirnya mereka akan menampakkan hakikatnya bila telah mencapai apa
yang menjadi tujuan mereka. Oleh sebab itu memahamkan masyarakat Islam
tentang bahaya mereka dalam ideologi, politik, ekonomi dan sosial kaum
muslimin saat ini merupakan hal yang mendesak, karena besarnya bahaya
syiah terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat dan Negara Islam,
apalagi di Indonesia yang kebanyakan kaum muslimin belum mengenal siapa
mereka dan bagaimana bahaya mereka terhadap kaum muslimin ditambah lagi
dengan munculnya nama-nama baru perwujudan dari syiah ini seperti IJABI
(Ikatan Jamaah Ahlil Bait Indonesia),[4] yang telah mulai menancapkan kuku-kuku beracunnya ke dalam tubuh kaum muslimin dengan tameng kecintaan ahlil bait.
Mudah-mudahan dengan pembahasan ini dapat memberikan peringatan kepada
segenap kaum muslimin dan menjadi teguran kepada sebagian kaum muslimin
yang mencoba menganggap syiah sebagai kawan dan sahabat, dan menganggap
mereka tidak membahayakan dan merugikan kaum muslimin.
Bahaya Syiah terhadap Ideologi dan Pemikiran Kaum Muslimin
Bahaya mereka dalam bidang ini banyak sekali, diantaranya:
1. Memasukkan kesyirikan kedalam masyarakat Islam bahkan sebagian
Ahlil Ilmu menetapkan mereka sebagai orang yang pertama membuat
kesyirikan dan penyembahan kubur pada umat Islam.
Hal ini terjadi lantaran sikap ekstrim mereka dalam mencintai para
imam Syiah, sehingga membawa mereka kepada sikap ekstrim terhadap
kuburan, dan membuat riwayat-riwayat yang dijadikan oleh mereka sebagai
dasar amalan tersebut.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam Ar Rodd Alal Akhnaa’iy
hal.47 : “Orang pertama yang memalsukan hadits-hadits pembolehan
bepergian untuk menziarohi keramat-keramat yang ada diatas kuburan
adalah ahlil bidah dari kalangan Rafidhah
(Syiah) dan yang sejenisnya dari orang-orang yang meninggalkan masjid
dan mengagungkan tempat keramat yang ada padanya kesyirikan, kedustaan
dan kebid’ahan terhadap agama Islam yang tidak ada padanya hujjah dari
Allah Ta’ala , karena Al kitab dan As Sunnah hanya menyebutkan ibadah di masjid-masjid dan tidak di tempat-tempat keramat.”
Sekarang tempat-tempat keramat dan tempat-tempat ziaroh syiah menjadi
tempat kesyirikan dan paganis, dan ini dapat dilihat di negeri-negeri
Syiah seperti Iran demikian juga buku-buku mereka memperbolehkan bahkan
menyeru kepada kesyirikan tersebut.
Syaikh Musa Jaarullah berkata, setelah menziarohi negara Iran dan
Irak dan tinggal disana beberapa bulan bahwa dia telah melihat
tempat-tempat keramat dan kuburan-kuburan ditempat mereka disembah.
Syaikh Abul Hasan Annadwiy berkata tentang bangunan keramat di kuburan Ali Ar Ridha dalam makalahnya Min Nahri Kaabul Ila Nahri Al Yarmuuk hal 93 majalah Al I’tishom,
tahun (41) edisi ke-3 setelah menziarohi Iran : “Setiap orang asing
yang menziarohi keramat Ali Ar Ridho akan merasa seakan-akan di dalam
masjid Al Haram, dia mendengar teriakan, tangisan dan desis ratapan,
dipenuhi oleh laki-laki dan perempuan , dihiasi dengan hiasan-hiasan
yang megah yang dibuat dengan harta benda yang sangat banyak sekali.”[5]
Imam Al Aluusiy pengarang kitab At Tuhfah Al Itsba Asyariyah
menyatakan, bahwa mereka (kaum syiah) selalu ekstrim menyembah dan
menthawaf-i kuburan para imam mereka bahkan sampai shalat menghadapnya
tidak menghadap Ka’bah dan masih banyak lagi yang lainnya yang pernah
dilakukan oleh kaum musyrikin terhadap berhala mereka. [6]
Kemudian beliau berkata: “Jika ada padamu keraguan tentang hal itu
silahkan pergi ke sebagian tempat keramat-keramat mereka agar kamu
melihat kenyataan ini dengan kedua matamu.”[7]
Inilah persaksian mereka yang telah melihat langsung keadaan mereka
akan tetapi amat disayangkan musibah dan bencana ini akhirnya terbawa
dan masuk kenegeri-negeri Islam dan menjadi kebiasaan sebagian kaum
muslimin sehingga merusak aqidah dan ideologi mereka.
2. Merusak agama Islam dan menyesatkan kaum muslimin
Demikianlah pemikiran syiah dengan segala keanehan dan kesesatannya
terus didakwahkan dan disebarkan dengan segala sarana yang mereka miliki
untuk mengumpulkan sebanyak mungkin orang yang akan mengikutinya dan
semakin banyak orang yang meninggalkan agama Islam yang shahih dengan
segala provokasi para syaikh mereka yang selalu berusaha memperbanyak
jumlah pengikut mereka. Provokasi ini didasarkan diatas kedustaan dan
penipuan yang mereka pakai dalam menipu pengikut mereka dan orang-orang
awam dari kaum muslimin diantaranya adalah slogan tidak ada perbedaan
antara Sunni dan Syiah dan pernyataan mereka bahwa keganjilan ajaran syiah sesungguhnya ada dasarnya di dalam riwayat-riwayat ahli sunnah.
Tidak diragukan lagi dakwah dan penyebaran aqidah Syiah dan provokasi
yang berisi ketetapan syiah merupakan bagian dari Islam adalah salah
satu sebab penting dalam usaha merusak dan menyesatkan kaum muslimin,
apalagi sekarang ada Negara Ayatullah di Iran yang mereka
jadikan sarana untuk menghadapi kemunculan dan kebangkitan Islam karena
munculnya Negara yang merusak citra keindahan dan kesempurnaan Islam,
dan memberi gambaran yang berlawanan dengan keinginan dan kebangkitan
Islam yang sejati akan menghapus dan mengendorkan semangat dan keinginan
untuk bangkit mendirikan kekhilafahan yang berdasarkan kepada Al Quran
dan As Sunnah. Di dada para pemuda Islam, hal ini telah dimanfaatkan
oleh para penjajah (kolonialis) dan mereka sangat bergembira dan
memperhatikan kemunculan pemikiran dan ajaran-ajaran kebid’ahan melalui
orang-orang yang dinamakan Orientalis yang memiliki kedudukan,
seperti penasehat bagi kementrian luar negeri mereka dan mereka tidak
pernah lupa dengan sejarah mereka terhadap kaum muslimin.
Bagaimanapun juga, munculnya Syiah dengan ajaran-ajaran anehnya tanpa
diragukan lagi menghambat manusia untuk berjalan dijalan Allah dan
menyesatkan kaum muslimin dari agamanya yang lurus.
3. Penyebab munculnya Golongan Zindiq
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan dasar kesesatan Ismailiyah dan Nusairiyah dan sekte-sekte lainnya dari orang-orang mulhid dan zindiq adalah pembenaran berita dan riwayat dusta Rafidhah Syiah yang mereka paparkan dalam menafsirkan Al Quran dan hadits, beliau berkata: “Para pemimpin Ubaidiyiin
(bani Ubaid) hanya menegakkan dasar dakwahnya dengan
kedustaan-kedustaan yang dibuat-buat oleh kaum Rafidhah, agar pengikut
syiah yang sesat dapat menerimanya. Kemudian orang-orang tersebut
berpindah dari mencela para sahabat kepada mencela Ali kemudian mencela
Allah, oleh karena itu ajaran Syiah Rafidhah adalah pintu dan jalan yang menghantar kepada kekufuran dan penyimpanga.” [8]
Bahkan Syaikh Muhibuddib Al khothib mencatat bahwa tasayu’ (ajaran Syiah) menjadi satu faktor pendukung tersebarnya ajaran komunis dan bahaiyah di Iran[9].
4. Berusaha menyesatkan kaum muslimin dengan merusak sunnah Rasululloh shallalahu ‘alaihi wassalam.
Ini merupakan usaha yang mereka lakukan untuk menyesatkan kaum
muslimin, sehingga mereka masuk ke kalangan ahlil hadits dan setelah itu
memasukkan riwayat-riwayat palsu mereka sehingga banyak para ulama
Islam yang terkecoh dengannya, akan tetapi Alhamdulillah Allah tidak
membiarkan begitu saja bahkan membangkitkan para imam ahlil hadits untuk
membongkar makar busuk mereka itu. Syaikh As Suwaidiy berkata :
“Sebagian Ulama mereka bergelut dengan ilmu hadits , mendengar
hadits-hadits dari para ahli tsiqat dari ahli sunnah serta menghapal
sanad-sanad periwayatan ahli sunnah yang shahih, lalu menghiasi diri
dengan ketakwaan dan wara’ sehingga mereka diakui termasuk kalangan ahli
hadits kemudian mereka meriwayatkan hadits-hadits yang shahih dan hasan
dan memasukkan hadits-hadits palsu mereka.[10]
Al Alusiy menyatakan bahwa diantara mereka itu adalah Jaabir Al Ju’fiy [11], bahkan Ibnul Qayim menjelaskan bahwa Syiah telah memalsukan hadits tentang Ali dan ahlil bait sebanyak lebih dari 3000 hadits.[12]
Bahaya Syiah terhadap Kaum Muslimin dalam Bidang Politik
Syiah seperti telah ditandaskan dalam kitab-kitab pokok mereka tidak
meyakini keabsahan negera apapun juga di dunia Islam kecuali
kekhilafahan Ali bin Abi Thalib dan anaknya Al Hasan dan menganggap
khalifah di dunia Islam ini adalah Thaghut dan negaranya tidak sah
sebagaimana dalam riwayat-riwayat mereka: “Setiap panji yang ditegakkan
sebelum bangkit imam yang ditunggu-tunggu kebangkitannya, maka pelakunya
adalah thoghut.
Oleh Karena itu jadilah syiah tempat yang mapan bagi musuh-musuh
Islam dan orang-orang yang berkonspirasi menghancurkan Islam sampai
sekarang, dan itu terbukti dengan pengakuan dari mereka seperti duta
besar Rusia di Iran Kanyaz Dakurki yang mengambil nama samaran Syaikh
Isa sebagaimana dijelaskan oleh majalah yang diterbitkan kementrian
rusia tahun 1924-1925, demikian juga Jenderal berkebangsaan Inggris
Juaifir Alikhaan dan lain-lainnya.
Syaikhul Islam menyatakan: “Kebanyakan penganut agama Syiah tidak
beriman kepada Islam, akan tetapi menampakkan diri sebagai orang Syiah
karena dangkal dan bodohnya akal Syiah untuk mengantarkan mereka kepada
tujuan-tujuan kepentingan mereka. (Minhajus Sunnah 2/48)
Orang yang mengerti sejarah Islam akan berpendapat para pengaku Syiah
ternyata adalah musuh yang paling berbahaya yang menyerang negara
Islam, karena mereka itu secara lahiriyah adalah muslimin akan tetapi di
bathinnya menyimpan kekufuran dan permusuhan yang besar sekali terhadap
Islam, sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Sesungguhnya
asal setiap fitnah dan bencana adalah Syiah, dan orang yang mengikuti
mereka dan kebanyakan pedang yang menumpahkan darah kaum muslimin adalah
dari mereka dan pada mereka bersembunyi para zindiq.”[13].
Dan karena mereka menganggap kaum muslimin lebih kufur dari yahudi
dan nashrani, sehingga mereka bersama bahu membahu dalam menghancurkan
umat Islam , Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Sungguh kami dan
kaum muslimin telah melihat apabila kaum muslimin diserang musuh kafir
maka Syiah bersama mereka menghadapi kaum muslimin.”[14]
Lihatlah kisah masuknya Hulaghu Khan (raja Tartar Mongol) ke
negeri Syam tahun 658 H, dimana kaum Syiah menjadi penolong dan
pembantu mereka yang paling besar dalam menghancurkan Negara Islam dan
menegakkan Negara mereka. Dan ini telah diketahui dengan jelas dalam
buku-buku sejarah khususnya di Iraq dimana menteri khalifah waktu itu
yang bernama Ibnul Alqaamiy dan kaum Syiah menjadi pembantu Hulaghu Khan
dalam menaklukkan Iraq dan menumpahkan darah kaum muslimin yang tidak
terhitung jumlahnya. Ringkas kejadiannya Ibnul Alqaamiy adalah seorang
menteri pada khalifah bani Abasiyah yang bernama Al Mu’tashim seorang
Ahli Sunnah, akan tetapi dia lengah dan tidak memperhatikan bahaya Syiah
sehingga mengangkat seorang Syiah sebagai menterinya, padahal
menterinya ini telah merencanakan makar busuk dalam rangka menghancurkan
negaranya dan kaum muslimin serta menegakkan Negara Syiah, ketika
mendapat jabatan tinggi tersebut maka dia memanfaatkannya untuk
merealisasikan makarnya menghancurkan Negara Islam dengan melakukan tiga
marhalah:
Pertama: melemahkan tentara muslimin dengan
menghapus gaji dan bantuan kepada para tentara dan mengurangi
jumlahnya. Ibnu Katsir berkata: “Menteri Ibnul Alqaamiy berusaha keras
untuk menyingkirkan para tentara dan menghapus namanya dari dewan
kerajaan. Pada akhir masa pemerintahan Al Muntashir,[15]
tentara kaum muslimin mendekati jumlah seratus ribu tentar, dan dia
terus berusaha menguranginya sehingga tidak tinggal kecuali sepuluh ribu
orang tentara saja.[16]
Kedua : menghubungi Tartar, Ibnu Katsir
memaparkan bahwa dia menghubungi Tartar dan memotivasi mereka untuk
merebut wilayah Islam serta mempermudah mereka untuk itu lalu dia
menceritakan keadaan yang sesungguhnya dan menceritakan
kelemahan-kelemahan para tokoh pemimpin Islam.[17]
Ketiga: melarang orang memerangi Tartar dan
menipu khalifah dan masyarakat Islam, Ibnul Alqoomiy melarang orang
untuk memerangi Tartar dan menipu khalifah dan para penasehatnya, dengan
mengatakan bahwa Tartar tidak ingin perang akan tetapi ingin membuat
perjanjian damai dengan mereka dan meminta khalifah untuk menyambut
mereka untuk kemudian berdamai dengan memberi separuh hasil pemasukan
negeri Iraq untuk tartar dan separuhnya untuk khalifah. Lalu khalifah
berangkat bersama tujuh ratus orang dari para hakim, ahli fiqih,
amir-amir dan pembantu-pembantunya… lalu dengan tipu daya ini
terbunuhlah khalifah dan orang yang bersamanya dari para panglima
tentara dan prajurit pilihannya tanpa susah payah dari Tartar. Sedang
orang-orang Syiah lainnya menasehati Hulaghu Khan untuk tidak menerima
perdamaian kholifah dengan mengatakanbahwa kalau terjadi perdamaianpun
tidak akan bertahan kecuali setahun atau dua tahu saja kemudian kembali
seperti sebelumnya dan memotivasi Hulaghu khan untuk membunuh Kholifah,
dan dikisahkan yang menyuruh membunuh khalifah adalah Ibnul Alqaamiy dan
Nushair Ath Thusiy.[18]
Kemudian mereka masuk ke negeri Iraq dan membunuh semua orang yang
dapat dibunuh dari kalangan laki-laki, perempuan, anak-anak, orang
jompo, dan tidak ada yang lolos kecuali ahli dzimmah dari kalangan Nashrani dan Yahudi serta orang-orang yang berlindung kepada mereka dan ke rumah Ibnul Alqaamiy .[19]
Dalam peristiwa tragis tersebut, terbunuh lebih dari belasan juta
orang dan belum ada dalam sejarah Islam bencana seperti bencana yang
ditimbulkan orang tartar mongol, mereka membunuhi orang-orang bani
Haasyim, menawan para wanita Abasyiyah dan selain Abasyiyah. Lalu apakah
ada orang yang berloyalitas kepada ahli bait Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam lalu memudahkan kaum Kafir untuk membunuh dan menawan mereka dan kaum muslimin?[20]
Lihatlah dan renungkanlah kejadian besar ini dan ambillah pelajaran
wahai Ahli Sunnah dalam melakukan pendekatan terhadap mereka!!!![21]
Bahaya Syiah dalam Bidang Sosial
Orang Syiah yang hidup bersama kaum muslimin selalu menyembunyikan
hakikatnya dan selalu menggunakan tipu daya, khianat dan berbuat jahat
cukuplah pernyataan Syaikh Islam ibnu Taimiyah tentang mereka menjadi
saksi akan hal tersebut sejak dahulu kala dan dapat dirasakan di zaman
kita ini, berkata Syaikhul Islam: “Adapun Rafidhah (Syiah), mereka tidak
berinteraksi sosial dengan orang lain kecuali menggunakan kenifakan
karena agama yang ada dihatinya adalah agama yang rusak yang membawanya
untuk berdusta, khianat, menipu, dan berbuat jahat terhadap orang
sehingga dia melakukan kejahatan apa saja.[22]
Ini persaksian seorang tokoh Sunni, mungkin ada yang mengatakan:
“Itukan hanya tuduhan belaka tanpa bukti. Akan tetapi, jika kita melihat
kembali kekitab-kitab rujukan mereka didapatkan pemaparan beliau ini
sesuai. Lihatlah dalam kitab Rijal Al Kisysyiy ada kisah
seorang Syiah kepada imamnya bagaiman dia membunuh sejumlah orang yang
menyelisihinya, ia berkata: “Diantara mereka ada yang saya naik ke atap
rumahnya dengan tangga dan saya bunuh, ada yang saya ajak keluar di
malam hari, ketika dia keluar pintu langsung saya bunuh, ada yang saya
temani dalam perjalannya,lalu ketika bersendirian saya bunuh.[23]
Syaikh Syiah yang bernama Ni’matullah Al Jazaairiy bercerita tentang
menteri Ar Rasyid yang bernama Ali bin Yaqthiin, dia di penjara bersama
sejumlah orang yang menyelisihinya (dalam madzhab), lalu dia
memerintahkan para budaknya untuk merobohkan atap penjara tempat mereka
lalu mereka mati seluruhnya, dan jumlah mereka waktu itu lima ratus
orang, kemudian dia ingin mengelak dari tuntutan darah mereka lalu dia
mengutus orang ke Imam Maulana Al kaadzim dan sang imam membalas dengan
menulis jawabannya: “Seandainya engkau telah memberitahukan saya sebelum
membunuh mereka, maka kamu lolos dari tuntutan darah tersebut dan
ketika kamu tidak memberitahukan saya terlebih dahulu, maka bayarlah
sebagain tebusannya satu kambing untuk setiap orang dan seekor kambing
itu lebih baik daripada mereka.”[24]
Lihatlah bagaimana mereka tinggal ditengah-tengah kaum muslimin,
bagaimana imam mereka menyetujui pembunuhan lima ratus orang, hanya
sekedar mereka bukanlah orang syiah dan hanya memerintahkan membayar
satu kambing per orang lantaran tidak izin dahulu kepada imam mereka dan
jika sudah izin kepada imam mereka atau wakilnya yaitu para faaqiih maka bisa berbuat semaunya.
Kemudian tokoh Syiah ini berkomentar tentang kisah tersebut:
“Lihatlah tebusan yang rendah ini yang tidak sampai menyamai tebusan
(diyat) adik mereka yaitu anjing buruan karena diyatnya (tebusan) dua
puluh dirham dan tidak pula diyat (tebusan) kakak mereka yaitu orang
Yahudi atau Majusi karena diyatnya (tebusannya) delapan ratus dirham.”[25]
Sejarah membuktikan bahwa mereka banyak menyulut fitnah dikalangan
kaum muslimin, karena mereka berani mencela dan melecehkan para sahabat
dalam setiap pertemuan tahunan mereka, dan kalau kita melihat sejarah
terjadinya pertumpahan darah antara Syiah dengan Ahlis Sunnah yang
pertama di Baghdad adalah tahun 238 H, kemudian berlanjut fitnah-fitnah
yang telah benyak memakan korban dari kalangan kaum muslimin.
Diantara bahaya Syiah terhadap tatanan social masyarakat Islam adalah pembolehan nikah Mut’ah
yaitu kesepakatan rahasia untuk melakukan hubungan suami istri kepada
wanita yang telah sepakat dengannya walaupun dari kalangan Pekerja Seks
Komersil (PSK) atau wanita yang masih bersuami, lihat pendapatnya Ath
Thusiy, ia berkata: “Tidak mengapa bermut’ah dengan wanita fajiroh,26] dan khumainiy juga berfatwa bolehnya bermut’ah dengan pezinah.”[27] Oleh karena itu, mereka mungkin bersepakat untuk sehari, dua hari atau sekali dan dua kali.
Al Aluusy berkata: “Barangsiapa yang melihat keadaan orang-orang Syiah sekarang dalam masalah Mut’ah
tidak butuh dalam menghukum mereka berzina kepada bukti-bukti karena
seorang wanita berzina dengan dua puluh laki-laki dalam satu hari satu
malam dan mengatakan bahwa dia berbuat mut’ah. Dan buat mereka tersedia
lokalisasi-lokalisasi untuk Mut’ah yang berpajangan, disana para wanita
dan mereka memiliki mucikari-mucikari yang menghubungkan laki-laki
dengan para wanita atau para wanita dengan para laki-laki sehingga
mereka memilih yang mereka senangi dan memberikan upahnya dan menarik
para wanita tersebut kepada laknat Allah.”[28]
Bukankah ini semua merupakan bahaya yang sangat besar, ambillah pelajaran wahai Ulil Abshar!
Bahaya Syiah dalam Bidang Ekonomi
Demikian pula Syiah memiliki pengaruh jelek dalam bidang ekonomi bagi
kaum muslimin, hal ini cukup jelas kalau di pandang dari bahaya mereka
dalam bidang-bidnag yang lain, sebab kerusakan politik, ideologi, dan
pemikiran serta tatanan sosial amat berpengaruh dalam bidang ekonomi,
lihatlah fitnah-fitnah yang mereka timbulkan banyak menghabiskan harta
benda, nyawa, dan waktu sehingga memberikan kesempatan yang luas bagi
musuh-musuh Islam menghancurkan ekonomi dan budaya kaum muslimin.
Apalagi dipandang dari sudut aqidah, mereka yang menganggap harta dan
jiwa kaum muslimin yang bertentangan dengan mereka adalah harta yang
boleh dirampas dan diambil dengan dakwaan yang dusta, bahwa hal itu
adalah hak ahlil bait padahal harta-harta tersebut dipergunakan untuk
merealisasikan keinginan-keinginan khusus mereka dan untuk menjalankan
makar dan tipu daya mereka dalam menghadapi umat Islam .
Dr Ali Assaalus berkata: “Dari kenyataan madzhab Ja’fariyah pada
saat-saat ini kita dapatkan orang yang ingin berhaji harus menghitung
jumlah hartanya semua, kemudian membayar seperlima harga hartanya untuk
diserahkan kepada para ahli fiqih, yang berfatwa kewajiban khumus
dan yang tidak membayarnya tidak dibolehkan haji dengan demikian para
ahli fiqih Syiah tersebut telah menghalalakan pengambilan harta dengan
kebatilan.”[29]
Berkata Syaikhul Islam : “Adapun pendapat Rafidhah bahwa Khumus hasil
pendapatan kaum muslimin diambil dari mereka dan dibayarkan kepada
orang yang mereka anggap sebagai pengganti imam yang maksum atau kepada
yang lainnya, adalah pendapat yang tidak pernah dikatakan oleh seorang
sahabatpun, tidak juga Ali, dan yang lainnya serta tidak dikatakan oleh
seorang tabiin dan dari kerabat bani Hasyim atau yang lainnya.
Semua penukilan dari Ali atau Ulama ahlil bait seperti Al Hasan, Al
Husein, Ali bin Al Husein, Abu Ja’far Al baaqir, Ja’far bin Muhamad
adalah kedustaan karena itu menyelisihi riwayata yang mutawatir dari
sejarah Ali bin Abi Thalib, karena beliau memerintah kaum muslimin
selama empat tahun dan belum pernah mengambil dari kaum muslimin
sedikitpun hartanya, bahkan tidak ada dimasa pemerintahannya pembagian
khumus sama sekali. Adapun kaum muslimin tidak diambil khumus hartanya
oleh beliau atau orang lain, dan kaum kufarlah yang kapan dirampas dari
harta mereka diambil seperlimanya dengan dasar Al Kitab dan As Sunnah,
akan tetapi di zaman beliau kaum muslimin tidak melakukan peperangan
dengan kaum kufar, disebabkan adanya perselisihan diantara mereka dari
fitnah dan perpecahan. Demikian juga telah diketahui secara pasti, bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam tidak pernah mengambil khumus harta kaum muslimin dan tidak juga meminta dari seorang muslim pun khumus hartanya.[30]
Demikianlah, mereka mengambil khumus dalam rangka untuk memenuhi
kepentingan dan keinginan ulama-ulama mereka dan inilah selintas tentang
bahaya Syiah yang telah menjadi satu kenyataan, dan bukan untuk
menjelaskan keseluruhannya dan cukuplah kitab-kitab para ulama Islam
telah menjelaskan semuanya dan kita hanya dituntut unruk membaca kembali
dan berhati-hati dari mereka dan gerakannya.
Semoga Allah menjaga kita dari mereka, dan menunjuki kita ke jalan yang lurus.
Penulis : Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar